Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan tak akan mengambil jalur hukum atas cuitan Denny Siregar di media sosial twitter terkait ambulans DKI yang dituding membawa batu dan bensin untuk perusuh. Dia menyatakan, hal itu bukanlah prioritas utama pihaknya meski Denny diangga sebagai orang pertama yang menuding ambulans DKI sebagai pembawa batu dan bensin untuk demonstran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Prioritas DKI adalah (kondisi) Jakarta stabil, seluruh masyarakat aman, tenang, itu prioritas kami saat ini. Bukan yang lain (Denny Siregar) jadi kami gak mau habiskan energi buat lain-lain," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Jumat, 27 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anies menyatakan sudah menyampaikan prioritas itu dalam pertemuannya dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat siang tadi.
"Tadi pertemuan dengan kapolda, kabinda (kepala badan intelijen daerah) juga dalam rangka memastikan masyarakat di Jakarta merasa tenang. Karena itu prioritas kami saat ini," ucap Anies.
Akun Twitter @dennysiregar7 yang merupakan milik penggiat media sosial Denny Siregar mengunggah video soal penghentian ambulans milik Pemprov DKI Jakarta pada Kamis dini hari kemarin. Unggahan video itu bahkan lebih cepat ketimbang akun polisi @TMCPoldaMetro.
"Hasil pantauan malam ini.. Ambulans pembawa batu ketangkep pake logo @DKI Jakarta," tulis Denny melalui akun Twitter @dennysiregar7.
Beberapa menit setelah cuitan Denny itu, @TMCPoldaMetro mencuit, "Polri mengamankan 5 kendaraan ambulans Pemprov DKI Jakarta yang digunakan untuk mengangkut batu dan bensin yang diduga untuk molotov di Pejompongan."
Kedua cuitan itu pun mengunggah video yang sama. Video tersebut berisi anggota polisi menggerebek ambulans dan menyebutkan bahwa ambulans itu membawa batu dan bensin.
Kedua cuitan itu belakangan dihapus. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono, menyatakan ada kesalahpahaman dalam kasus ini. Dia menyatakan bahwa saat itu anggota Brimob sedang mengejar pelaku kerusuhan yang berlari masuk ke dalam ambulans. Argo menyatakan bahwa pelaku kerusuhan itu berpura-pura sakit demi menghindar dari kejaran petugas.
Selain itu dia juga menyatakan bahwa pelaku kerusuhan tersebut membawa batu dan bom molotov di sebuah kotak ke dalam ambulans. Ketiga pelaku kerusuhan pun telah ditangkap oleh polisi.
Argo juga menyatakan bahwa polisi sempat menahan enam ambulans, satu milik Pemprov DKI dan lima lainnya milik Palang Merah Indonesia. Namun dia tak menjelaskan di ambulans mana polisi menemukan batu dan bom molotov tersebut.
Sempat menghilang dari dunia maya, Denny akhirnya membantah menyebarkan hoaks melalui akun Facebook nya.
"Seharian meeting, ditelpon wartawan, ditanya gimana tentang hoaks mobil ambulans? Lah, kok hoaks?? Saya bilang. Kalau gitu semua media beritanya hoaks dong??," tulisnya.
"Bedakan antara polisi bilang "salah paham" dengan hoaks. Hoaks itu berita bohong. Sedangkan salah paham itu, kejadiannya betul, tapi ternyata ada salah penafsiran...."
"Yang wajib minta maaf, ya Polisi. Bukan media-media termasuk media sosial. Kita kan memberitakan apa adanya, sesuai laporan dilapangan.
"Ya sudah. Demi menjaga marwah Pemprov DKI dan PMI, saya minta maaf dan take down beritanya. Semoga media Kompas juga mau minta maaf dan menghapus berita "salah paham" itu.."
Anies membantah bahwa batu dan bom molotov itu ditemukan di ambulans milik Pemprov DKI seperti yang ditudingkan akun @dennysiregar7 dan @TMCPoldaMetroJaya.
"Yang penting sudah jelas disampaikan bahwa tidak ada barang-barang yang disebutkan di ambulans. Tidak ada," ujar Anies usai bertemu dengan Kapolda.