Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Perolehan zakat, infak, sedekah, dan wakaf biasanya naik tiga kali lipat saat Ramadan.
Pertumbuhan penghimpunan zakat, infak, sedekah setiap tahunnya sekitar 8-10 persen.
Potensi zakat di Indonesia tahun ini diperkirakan Rp 6-8 triliun, naik dari tahun lalu, Rp 5-6 triliun.
JAKARTA - Aktivitas bederma masyarakat meningkat selama Ramadan dan Idul Fitri. Potensi penghimpunan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) pun selalu berlipat setiap tahun, dengan porsi yang lebih besar dibanding bulan-bulan selain Ramadan.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mencatat perolehan zakat, infak, sedekah, dan wakaf biasanya meningkat tiga hingga empat kali lipat saat Ramadan. Pada bulan suci tersebut, Baznas dapat mengumpulkan sekitar 40 persen dari target tahunan penghimpunan ziswaf.
Pimpinan Baznas Bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan, menuturkan pada tahun ini lembaganya menargetkan total pengumpulan zakat, infak, dan sedekah secara keseluruhan mencapai Rp 815 miliar. Adapun saat Ramadan, target dana yang dikumpulkan sebesar Rp 301,45 miliar. Pada 2022, total penghimpunan zakat, infak, dan sedekah secara keseluruhan Rp 638,93 miliar, dengan perolehan saat Ramadan sebesar Rp 268,80 miliar. “Pertumbuhan penghimpunan dana setiap tahunnya sekitar 8-10 persen,” ujarnya kepada Tempo, Kamis pekan lalu, 13 April 2023.
Meski pandemi melanda, Rizal berujar, tren bersedekah masyarakat tak pernah kendur. Jumlah penghimpunan dana Baznas terus naik. Dari Rp 386,60 miliar pada 2020, penghimpunan dana Baznas meningkat menjadi Rp 516,74 miliar pada 2021 dan Rp 638,83 miliar pada 2022. “Selain motivasi agama, ada banyak motivasi masyarakat untuk bederma dan membantu sesamanya tanpa melihat pengaruh pelemahan atau krisis ekonomi sekalipun,” katanya.
Baca: Berkah Ekonomi dari Bonus Lebaran
Kebijakan pemerintah yang mendorong aparatur sipil negara (ASN) mengeluarkan zakat melalui Baznas ikut menguatkan basis penghimpunan zakat, infak, sedekah, dan wakaf secara tahunan. Menurut Rizal, saat ini penyaluran zakat ASN, pegawai BUMN, hingga TNI/Polri melalui Baznas semakin intensif dan berdampak positif pada penghimpunan dana. “Di daerah, baik gubernur, bupati, maupun wali kota juga serempak mengimbau penyaluran zakat ke Baznas daerah.”
Meski begitu, titik kritis sempat membayangi upaya penghimpunan ziswaf, tepatnya saat heboh penyelewengan dana filantropi dan donasi kemanusiaan muslim yang membuat kepercayaan publik turun. Perkara yang dimaksud adalah dugaan penyelewengan dana lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada 2022 . “Walau ACT bukan lembaga amil zakat, efeknya tetap kena dampak, di mana analisis kami saat ramai kasus itu jumlah penghimpunan dana kami turun hampir 30 persen,” ucap Rizal.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo