Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Bawa Senjata Api dan Bom, Puluhan Warga Bima Dibekuk Saat Bentrok

Eka membantah kalau Nofardiansah, Warga Desa Laju, Kecamatan Langgudu, meninggal akibat terkena tembakan aparat saat pembubaran Selasa 9 Mei lalu.

10 Mei 2017 | 17.23 WIB

Ilustrasi senjata api. outsidethebeltway.com
Perbesar
Ilustrasi senjata api. outsidethebeltway.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bima - Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Ajun Komisaris Besar M Eka Fathurrahman, mengatakan telah menangkap dan menahan puluhan warga Desa Laju karena membawa senjata. Tiga diantaranya kedapatan membawa senjata api rakitan, empat membawa senjata tajam dan bom ikan. Serta empat orang diduga sebagai provokator.

“Untuk sementara sebelas orang masih diamankan untuk diproses,” ujar Eka, Rabu 10 Mei 2017. Penangkapan tersebut buntut dari bentrok antarwarga awal pekan ini.

Baca: Bentrok Susulan Antarwarga di Bima, Satu Tewas

Tiga yang membawa senjata api rakitan itu adalah Mus, Bus dan Dir. “Kami langsung tangkap warga yang membawa senjata api rakitan dan berhasil mengamankan dua pistol dan satu unit laras panjang,” terangnya.

Empat warga yang membawa senjata tajam, adalah Wah, Ash, Edi, dan Yud. Lima perempuan yang diduga provokator adalah Tit, Jum, Sit, Rau, dan Asn. Satu orang masih diburu.

“Beberapa kali, kami melakukan negosiasi, namun tidak pernah didengar, justru mereka memaksa, sehingga terpaksa kami bubarkan,” jelasnya.

Eka membantah kalau Nofardiansah, Warga Desa Laju, Kecamatan Langgudu, meninggal akibat terkena tembakan aparat saat pembubaran pada Selasa 9 Mei 2017.
Simak juga : Bentrok Warga di Ambon Pecah, Satu Orang Tewas Tertembak

Saat itu, Eka hanya memerintahkan untuk menembakkan peluru hampa, karena ratusan warga Laju memaksa menerobos barisan polisi untuk menyerang Desa Tolouwi Kecamatan Monta.

Saat itu, kata Eka, sekitar 200 warga Laju hendak menyerang Desa Tolouwi. Bahkan sepanjang jalan mereka memblokade jalan sebanyak enam titik, dengan alasan mencari pelaku pembakar motor dan pembacokan. “Terpaksa kami pukul mundur dengan mengeluarkan tembakan peringatan, karena warga paksa terobos barisan polisi,” jelasnya.

AKHYAR M NUR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eko Ari Wibowo

Eko Ari Wibowo

Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret. Bergabung dengan Tempo sejak 2005. Kini menulis tentang isu politik, kesra dan pendidikan. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus