Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kriteria utama perempuan memilih bra adalah kenyamanan, menurut riset pasar NPD 2019. Itu sebabnya, beberapa tahun belakangan penjualan bra olahraga atau sport bra meningkat. Merek-merek baru bra dengan spesialisasi bra tanpa kawat juga bermunculan. Perempuan memakai bra ini bukan hanya untuk olahraga, tapi juga aktivitas sehari-hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tapi ada alasan lain yang membuat orang memilih bra dengan cup lembut tanpa kawat, yakni kekhawatiran risiko kanker payudara meningkat jika memakai bra kawat. Isu bra berkawat menyebabkan kanker payudara sudah muncul sejak beberapa dekade lalu. Teorinya adalah bahwa kawat mungkin menghalangi aliran cairan getah bening atau limfatik, sehingga racun tidak cukup dikeluarkan dan malah menumpuk di dalam tubuh, yang menyebabkan kanker.
Dilansir dari Livestrong, Senin, 13 September 2021, profesor bedah dan anggota UCLA Jonsson Comprehensive Cancer Center, Deanna Attai, mengatakan sistem limfatik terdiri dari pembuluh limfatik (yang mirip dengan pembuluh darah), cairan limfatik, dan kelenjar getah bening.
"Cairan limfatik bersirkulasi melalui pembuluh limfatik dan kaya akan sel kekebalan yang dikenal sebagai limfosit, yang penting dalam respons tubuh terhadap bakteri dan virus. Kelenjar getah bening, yang ada di seluruh tubuh, berfungsi sebagai filter untuk cairan limfatik."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain itu, sistem limfatik mempertahankan kadar cairan dalam tubuh dan mengangkut nutrisi dari usus ke aliran darah, menurut Cleveland Clinic.
"Saluran limfatik juga merupakan tempat tubuh membuang bakteri, virus, dan bahkan sel kanker," kata Marisa Weiss, pendiri dan kepala medis Breastcancer.org. “Kemudian, sistem kekebalan menyerang apa pun yang seharusnya tidak ada di kelenjar getah bening.”
Jadi, bisakah bra dengan kawat bawah yang kaku dan ketat menghalangi aliran cairan ke kelenjar getah bening?
"Orang-orang khawatir bahwa cairan limfatik bisa tersangkut di payudara," kata Weiss. "Dan jika tubuh direndam dalam cairan tidak sehat yang mengandung sel-sel abnormal atau produk limbah, maka lama kelamaan dapat mencemari payudara dan menyebabkan masalah seperti kanker."
Tapi, itu bukan berarti jika payudara ditekan akan menghentikan aliran cairan limfatik. “Faktanya adalah bahwa cairan limfatik tetap beredar, bahkan ketika mengenakan pakaian yang memberi tekanan pada saluran limfatik," kata Weiss.
Sebuah studi September 2014 di Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention menemukan bahwa tidak ada aspek pemakaian bra, termasuk ukuran cup, jumlah jam pemakaian per hari, dan memiliki kawat atau tidak, dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
"Tidak ada bukti ilmiah bahwa bra berkawat menyebabkan kanker," kata Attai. "Jika wanita merasa nyaman dengan bra berkawat, saya tidak melihat ada kerugiannya."
Baca juga: Lebih Suka Tidur Memakai Bra? Ini Tips Dokter agar Tetap Nyaman