Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Jakarta Pusat akan kembali menertibkan bangunan liar di sekitar kawasan Banjir Kanal Barat (BKB), Tanah Abang. Camat Tanah Abang Yassin Kurniawan mengatakan pembongkaran tersebut meliputi tiga kelurahan yaitu Petamburan, Kebon Kacang dan Kampung Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tepatnya, bangunan liar yang berada di sepanjang Jalan Tenaga Listrik dan pinggir sungai. "Kemungkinan akan dieksekusi minggu depan, tanggal 15 atau 16 Juli," kata Yassin kepada Tempo, Rabu, 10 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Yassin mengatakan pemerintah telah memberi surat imbauan kepada pemilik bangunan. Hari ini, kata dia, masuk pada pemberitahuan 3 x 24 jam untuk segera meninggalkan lokasi. "Hari ini juga sudah banyak yang membongkar sendiri. Paling tinggal 50 bangunan lagi," ujarnya.
Menurut Yassin, tidak akan ada lagi kegiatan sosialisasi penggusuran kepada pemilik bangunan karena kegiatan itu disebut sebagai penertiban berulang. Ia mengatakan, selain karena ilegal, bangunan di lokasi itu kerap dijadikan sebagai tempat prostitusi sehingga akan ditertibkan.
Yassin mengaku menerima informasi tersebut dari warga. "Tapi saya menangkap langsung belum pernah, karena sepertinya itu beroperasi malam hari," kata dia.
Warga beraktivitas di gubuk yang berdiri di jalur inspeksi bantaran kanal banjir barat, kawasan Tanah Abang, Jakarta, Jumat, 5 Juli 2019. Jalan inspeksi dibangun untuk sistem pengendalian banjir, sebagai jalan alat berat untuk mengeruk sampah dan endapan di dasar kanal. ANTARA/Galih Pradipta
Warsini, 45 tahun, salah satu penghuni bangunan liar di BKB Tanah Abang mengaku telah mendapat pemberitahuan penggusuran. Pemilik warung yang menjual kopi, mie instan dan rokok itu pun mengaku pasrah. "Kita gak apa-apa, namanya numpang. Silakan aja, sudah sering juga ," kata dia.
Menurut Warsini, penggusuran seperti itu biasa diterimanya. Namun ia biasanya akan kembali lagi ke lokasi itu. "Kalau sudah aman kita ke sini lagi," kata dia.
Ihwal informasi yang menyebut lokasi itu sebagai tempat prostitusi, Warsini membantah. Menurut dia, pedagang di Jalan Tenaga Listrik mayoritas menjual makanan dan minuman. "Kita enggak menjual yang haram," kata dia.
Pemilk bangunan lain, Kartini, mengatakan operasi penggusuran telah berlangsung sekitar setengah bulan. Karena itu, kata dia, banyak pemilik bangunan yang sudah meninggalkan lokasi.
Sikap pasrah yang sama juga dikatakan perempuan 60 tahun ini. Dia juga berniat kembali lagi ke lokasi untuk berdagang meski di bangunan liar. "Namanya belain perut, ya nanti biasa saja uber-uberan. Habis usahanya enggak ada lagi, cuma di sini doang," kata Kartini.