Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Barisan pendukung Prabowo kompak mengunggah konten kesedihan, merespons debat calon presiden pada Ahad lalu.
Gerindra membantah tudingan bahwa unggahan respons para pendukung tersebut diorkestrasi.
Kubu Anies dan Ganjar membantah anggapan bahwa mereka menyerang Prabowo secara personal saat debat capres.
JAKARTA – Ekspresi sedih disertai tangisan para pendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di media sosial sehari setelah debat calon presiden diduga tersusun dengan terencana. Awalnya, Prabowo-Gibran Digital Team (Pride)—kelompok pendukung pasangan nomor urut dua—mengunggah video Prabowo tengah mengusap matanya yang berkaca-kaca dengan sapu tangan di akun Instagram mereka, @koalisi.indonesia.maju.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Video tersebut disertai tulisan: "Sebenarnya ini debat apa roasting. Kok 01 dan 03 selalu menyerang Pak Prabowo, tapi hebatnya beliau tidak pernah membalas." Angka 01 yang dimaksudkan itu adalah pasangan calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar. Sedangkan 03 adalah pasangan calon nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah itu, Pride juga mengunggah sejumlah video perempuan tengah menangis di media sosial. Ekspresi rasa sedih tersebut merupakan bentuk simpati mereka kepada Prabowo.
Ketua Pride Anthony Leong mengatakan tim pendukung digital Prabowo sengaja mengunggah konten mereka yang tengah menangis karena ingin menyampaikan pesan bahwa debat ketiga calon presiden yang berlangsung pada Ahad malam, 7 Januari lalu, itu sudah menyerang pribadi Prabowo. Debat dengan tema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional, dan politik luar negeri itu bukan lagi menyerang ide serta gagasan calon presiden.
"Tema (debat) pertahanan, tapi yang diangkat pertanahan. Masyarakat yang nonton debat bisa menilai tidak ada lagi ide dan gagasan," katanya, Rabu, 10 Januari 2024.
Anthony mencontohkan pemaparan visi-misi Anies pada awal debat yang menyinggung kepemilikan lahan Prabowo. Anies menyebutkan lebih dari separuh tentara tak punya rumah dinas, tapi Prabowo yang menjabat Menteri Pertahanan justru memiliki lahan seluas 340 ribu hektare.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengutip data yang diungkap Joko Widodo saat debat calon presiden pada Pemilu 2019. Dalam pemilu itu, Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin berkontestasi melawan Prabowo-Sandiaga Salahuddin Uno. Saat itu Jokowi menyebutkan Prabowo punya lahan seluas 220 ribu hektare di Kalimantan Timur dan 120 ribu hektare di Aceh.
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, dalam acara konsolidasi relawan di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Pekanbaru, Riau, 9 Januari 2024. ANTARA/Galih Pradipta
Anthony berpendapat, Anies tak relevan mengangkat isu kepemilikan tanah Prabowo karena tema debat capres bukan soal agraria. Ia menilai Anies sengaja mengungkit soal kepemilikan tanah untuk memancing emosi Prabowo. Tapi mantan Komando Komandan Pasukan Khusus itu diklaim tidak terpancing oleh serangan Anies.
Selain itu, kata Anthony, Ganjar menyerang Prabowo di segmen 4 dan 5 debat capres. Tapi Prabowo juga disebut tidak terpancing oleh serangan mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut. "Serangan secara personal itu justru membuat kami semakin solid," ujarnya.
Di samping Pride, banyak akun media sosial lain yang kompak mengunggah video mereka tengah bersedih seusai debat calon presiden. Pesan yang mereka usung sama: menyesalkan serangan Anies dan Ganjar yang dianggap sudah mengarah ke urusan pribadi Prabowo.
Sejumlah anggota Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran kompak menyesalkan ataupun menyerang balik Anies dan Ganjar di akun media sosial masing-masing. Pesan mereka serupa, yakni berusaha menjelaskan sikap Prabowo saat debat capres yang banyak tak mau menjawab mengenai urusan pertahanan dan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjajal kendaraan taktis tempur Maung di halaman Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, 18 Januari 2023. BPMI Setpres/Lukas
Tak cukup barisan pendukung, Presiden Jokowi juga ikut menyinggung debat calon presiden. Jokowi menganggap debat capres ini diwarnai saling serang urusan personal. Padahal, menurut dia, debat capres seharusnya memunculkan materi visi-misi dan kebijakan setiap calon presiden. "Saya melihat substansi dari sisi visinya malah tidak kelihatan," katanya di Serang, Banten, Senin, 8 Januari lalu.
Jokowi mengatakan serangan terhadap urusan pribadi dalam debat justru kurang memberikan pendidikan kepada masyarakat. Ayah Gibran Rakabuming Raka ini pun meminta Komisi Pemilihan Umum mengubah format debat capres. "Debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi. Ada rambu-rambu sehingga hidup," ujarnya.
Baca Juga:
Ketua Umum Barisan Jokowi Presiden—kelompok pendukung Jokowi—Utje Gustaaf Patty berpendapat, sangat wajar sebagian pendukung menangis melihat Prabowo saat menghadapi Anies dan Ganjar dalam debat calon presiden. Apalagi serangan Anies dan Ganjar itu ia anggap bertujuan memancing emosi Prabowo. "Relawan kami juga ada yang sesedih itu," katanya.
Utje mengatakan Barisan Jokowi Presiden akhirnya turut menarasikan situasi debat ketiga calon presiden pada Ahad lalu itu di media sosial. Sebab, mereka ingin debat calon presiden dan wakil presiden tidak diwarnai kebencian serta menyerang urusan pribadi lawan.
"Tindakan kami sekarang untuk meluruskan agar tidak menyerang secara personal. Kalau dibiarkan, debat selanjutnya bisa lebih brutal," ujarnya. "Kami maunya debat dilakukan secara positif untuk membahas substansi ide dan gagasan."
Sementara itu, seorang pengurus Gerindra mengatakan aktivitas Prabowo di media sosial banyak dikelola tim Gerindra Masa Depan (GMD), salah satu organisasi sayap Partai Gerindra. Mereka pun ikut menjelaskan situasi debat capres tersebut. "Mereka sudah terlatih di media sosial dan lain-lain," kata politikus Gerindra ini. GMD terdiri atas anak muda pilihan Gerindra di setiap provinsi. Semua anggota GMD berusia di bawah 25 tahun.
Juru bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran sekaligus pengurus Gerindra, Andre Rosiade, berdalih bahwa ungkapan rasa sedih warganet itu muncul sebagai reaksi terhadap Anies yang dianggap menyerang urusan pribadi Prabowo dalam debat calon presiden. Ia menyangkal tudingan bahwa ungkapan sedih yang bermunculan seusai debat calon presiden diorkestrasi oleh Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran ataupun Gerindra. "Tidak ada kami mengarahkan," katanya.
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyapa relawan di Palembang, Sumatera Selatan, 9 Januari 2023. ANTARA/Nova Wahyudi
Bantahan Anies dan Ganjar
Anies Baswedan membantah anggapan bahwa ia menyerang urusan pribadi Prabowo saat debat calon presiden. Dia mengatakan segala pernyataannya saat debat justru menyangkut urusan kebijakan, di antaranya posisi Prabowo sebagai Menteri Pertahanan. "Sama sekali enggak ada yang personal. Semuanya tentang kebijakan," katanya, Senin lalu.
Juru bicara Tim Nasional Anies-Muhaimin, Billy David, mengatakan Anies justru menyampaikan data dan kritik dalam debat calon presiden tersebut. "Apa yang disampaikan Pak Anies tidak ada yang menyerang secara personal," ujarnya.
Juru bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Manik Marganamahendra, juga membantah tudingan bahwa Ganjar menyerang urusan pribadi Prabowo saat debat. "Apa yang disampaikan Pak Ganjar (adalah) pemaparan fakta dan statistik yang obyektif, beserta usulan untuk perbaikan," ucapnya, Rabu kemarin.
Dosen hukum kepemiluan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Titi Anggaraini, menyoroti reaksi para pendukung Prabowo yang mengungkapkan rasa sedih pasca-debat calon presiden. Titi berpendapat, pasangan calon presiden ataupun tim kampanye dan tim pendukung seharusnya mendidik pemilih untuk bersikap rasional. Mereka tidak semestinya mengarahkan pemilih untuk terjebak pada romantisme politik yang emosional.
"Pemilih jangan diajak terlalu banyak bermain drama," kata Titi.
Ia melanjutkan, debat calon presiden justru diharapkan dapat merangsang diskusi di antara pendukung ataupun pemilih. Materi yang disampaikan setiap capres saat debat seharusnya dapat dibahas secara rasional dan lebih luas di masyarakat.
"Bukan malah mereka memainkan sentimen emosional yang amat jauh dari desain pendidikan politik yang bertanggung jawab," ujarnya. "Kapitalisasi politik atas perilaku emosional pemilih hanya akan menjauhkan publik dari cita-cita pemilih Indonesia yang kritis."
Titi juga menyesalkan Jokowi yang ikut mengomentari format dan materi debat capres. Sebab, pernyataan Jokowi itu rentan ditafsirkan sebagai bentuk dukungan ke salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden. "Konteks debat berlangsung dengan menyerang pribadi atau tidak, bisa sangat subyektif dan mengandung bias keberpihakan. Komentar Presiden tersebut sangat mudah ditangkap sebagai keberpihakan dan dukungan Jokowi kepada Prabowo," kata Titi.
IMAM HAMDI | SULTAN ABDURRAHMAN | RENO EZA MAHENDRA