Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tambraw - Toleransi antar-umat beragama di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, telah menjadi budaya turun-temurun yang terus dilestarikan hingga saat ini dan menjadi kekuatan dalam mempertahankan kebinekaan daerah tersebut.
Bupati Kabupaten Tambrauw Gariel Asem mengatakan kerukunan dan toleransi tersebut tercipta bukan karena desakan pemerintah atau aparat keamanan, tapi tumbuh dari kebersamaan di tengah masyarakat dengan sendirinya.
Baca juga:
Kisah Lebaran 2017, Pemuda Katolik Jaga Keamanan Perayaan Idul Fitri
Contoh budaya toleransi yang masih terjalin harmonis di Kabupaten Tambrauw di antaranya ketua dan panitia yang bertugas pada hari besar umat Islam adalah umat Kristen. Begitu pula sebaliknya, dalam perayaan hari besar umat Kristen, umat Islam di Tambraw yang bergerak sebagai panitia.
"Toleransi ini telah membudaya hingga saat ini. Karena itu, hingga hari ini, masyarakat Kabupaten Tambrauw tetap hidup rukun, tidak pernah terprovokasi dengan berbagai isu yang berkembang ataupun aksi-aksi yang hendak memecah-belah persatuan. Sehingga saya sebut ini kekuatan kami," ujar Gariel, Selasa, 27 Juni 2017.
Baca pula:
Toleransi Warga Jawa Barat Akan Diuji dalam Pilkada 2018
Gariel menuturkan, pada 2014 lalu, pemerintah daerah mengalokasikan dana Rp 1,5 miliar untuk renovasi masjid tua yang dibangun secara swadaya sejak Tambrauw masih berstatus distrik/kecamatan. Masjid itu, kata dia, dibangun secara swadaya atas kerja sama umat Gereja Kristen Injili (GKI) dan muslim di Tambrauw saat itu.
"Saat masih distrik, masjid di Sausapor, Kabupaten Tambrauw ini, didirikan dengan swadaya oleh umat Kristen yang menyediakan material dan bahan untuk membantu pembangunannya. Karena sudah sangat tua, maka pada 2014 lalu saya alokasikan Rp 1,5 miliar untuk renovasi dan saat ini sudah berdiri megah serta digunakan umat Islam hingga saat ini," katanya.
Bupati dua periode yang baru dilantik Mei lalu ini mengaku akan melanjutkan program pembangunan yang masih tertunda, yaitu infrastruktur jalan, jembatan, dan fasilitas perumahan bagi aparatur sipil negara. Bahkan fasilitas pendidikan dan kesehatan juga menjadi prioritas dalam agenda kerja lima tahun ke depan.
"Masih ada pekerjaan rumah yang belum saya selesaikan di periode pertama. Sehingga pada periode kedua ini, atas kepercayaan masyarakat Tambrauw, saya pastikan semua infrastruktur, fasilitas pendidikan, dan kesehatan menjadi prioritas menuju Kabupaten Tambrauw yang aman, mandiri, dan sejahtera," ucapnya. Tentu saja nilai-nilai toleransi yang membumi di Kabupaten Tambraw terus dikedepankan.
HANS ARNOLD
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini