Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Gagal Ginjal Akut Anak Menghantui, DKI Imbau Orang Tua Mengecek Pipis Anak

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan mengimbau orang tua rutin mengecek urine anaknya guna mengantisipasi gagal ginjal akut anak.

20 Oktober 2022 | 16.58 WIB

Obat Sirup Penyebab Gagal Ginjal Akut pada Anak?
Perbesar
Obat Sirup Penyebab Gagal Ginjal Akut pada Anak?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan mengimbau orang tua di wilayah itu rutin mengecek urine atau pipis anaknya guna mengantisipasi gagal ginjal akut anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati mengatakan, selain minum air putih yang cukup, penting untuk memperhatikan waktu hingga warna urine. "Orang tua harus memperhatikan anak-anaknya apabila dalam waktu enam jam tidak ada buang air kecil maka itu harus ada kewaspadaan dini," kata Yudi Dimyati saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yudi menyarankan, jika sang anak tidak mengeluarkan urine selama beberapa jam, maka orang tua harus sigap memeriksakan anaknya ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Menurut dia, pemeriksaan tersebut guna mengantisipasi penyakit gagal ginjal akut serta adanya penggunaan obat terutama dalam bentuk sirop yang bisa mempengaruhi kesehatan ginjal.

Orang tua disarankan memperhatikan warna urine. Jika terlalu pekat maka diharuskan memenuhi kebutuhan air putih yang diperlukan oleh tubuh. "Minimal delapan gelas sehari, jangan terlalu banyak dan dikit minum air putih, kita lihat air kencing sebagai penanda cairan dalam tubuh," katanya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, ditemukan kasus gagal ginjal akut dialami seorang anak di Jakarta Selatan. "Anaknya berusia lima tahun dan saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM)," katanya.

Untuk tingkat DKI tercatat 49 kasus gagal ginjal akut yang terdata oleh Dinas Kesehatan sejak Januari hingga Oktober 2022.

Kasus gagal ginjal akut terdeteksi di Kalideres dan Cengkareng

Pemprov DKI Jakarta melalui Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Barat terus memantau perkembangan kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak. Sosialisasi dan edukasi kepada orang tua terus dilakukan.

"Setiap ada kasus, kami langsung lakukan penanganan sekaligus pemantauan untuk mengetahui penyebabnya," kata Kasudin Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari dalam keterangan tertulis, Kamis, 20 Oktober 2022.

Dari hasil survei yang dilakukan, kata Erizon Safari, terdeteksi adanya kasus gagal ginjal akut misterius di wilayah Kecamatan Kalideres dan Cengkareng.

Menurutnya, anak-anak yang terdiagnosa mengalami gejala gangguan ginjal sudah ditangani dokter. Gangguan ginjal ini banyak penyebabnya yang salah satunya adalah Leptospirosis.

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi seperti tikus, sapi, babi, dan anjing.

"Kami imbau orang tua untuk selalu menjaga kebersihan, terutama di musim penghujan seperti ini," ujarnya.

Ia berharap, upaya yang dilakukan pihaknya dapat mengurangi atau mencegah penyebaran penyakit tersebut. "Harapan saya anak-anak di Jakarta Barat semua sehat," ucap Erizon.

Sebelumnya, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Ngabila Salama mengatakan jumlah kasus gagal ginjal akut misterius pada anak bertambah dari 42 menjadi 49 kasus. Untuk mencegah kasus gagal ginjal akut bertambah, masyarakat bisa memeriksakan diri ke seluruh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Jakarta secara gratis.

DKI Jakarta memiliki 44 puskesmas tingkat kecamatan dan 301 puskesmas tingkat kelurahan. Puskesmas memiliki fasilitas pemeriksaan awal lengkap, bisa Covid-19, demam berdarah, hingga tifus dan semuanya gratis.  

"Puskesmas, bisa diakses gratis dan layanan sudah lengkap," kata Ngabila dalam diskusi di Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2022, seperti dikutip Antara.

Ngabila mengatakan, meski kasus gagal ginjal akut misterius pada anak bertambah, kasus meninggal tidak bertambah.

"Tidak ada penambahan kematian pada balita dan anak, baik itu kematian diagnosis secara umum maupun gagal ginjal akut," ujarnya.

Ngabila menganjurkan masyarakat segera periksa ulang ke dokter atau fasilitas kesehatan apabila kondisi anak di bawah usia 6 tahun tidak mengalami perbaikan setelah mengalami demam, batuk, pilek, gangguan pencernaan, muntah dan mual selama dua hingga tiga hari.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus