Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Gempa Kuat di Nusa Tenggara Timur Tergolong Langka  

Aktifnya deep focus earthquake di Laut Flores ini menjadi petunjuk bahwa proses subduksi lempeng dalam di utara NTT hingga kini masih berlangsung.

5 Desember 2016 | 13.00 WIB

TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Gempa kuat yang mengguncang Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan magnitudo 6,1 tergolong unik. Bersumber dari kedalaman 500 kilometer lebih, lokasinya berada di Laut Flores.

“Gempa dengan hiposenter (kedalaman) di atas 300 kilometer di Laut Flores merupakan fenomena menarik, karena fenomena semacam ini sangat jarang terjadi,” kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daryono, Senin, 5 Desember 2016.

BMKG mengoreksi data awal kekuatan gempa tersebut, dari magnitude 6,4 menjadi 6,1, setelah melakukan analisis final. Sumber gempa terletak pada koordinat 7,38 Lintang Selatan dan 123,43 Bujur Timur, berjarak sekitar 193 kilometer arah timur laut Kota Maumere. “Dengan kedalaman 517 kilometer, wajar jika guncangan gempa tersebar dalam wilayah luas hampir di seluruh NTT,” ucap Daryono dalam keterangan tertulis.

Menurut BMKG, gempa dengan sumber yang dalam itu tidak berpotensi merusak bangunan dan menimbulkan tsunami. Dampak guncangan terasa, antara lain, di Wetar, Alor, Lomblen, Maumere, Ende, dan Sika pada skala intensitas II versi BMKG atau III MMI.

Daryono menjelaskan, secara tektonik, di bawah zona Laut Flores merupakan zona pertemuan lempeng yang memiliki keunikan tersendiri. Di wilayah itu, lempeng Indo-Australia menyusup curam ke bawah Lempeng Eurasia hingga kedalaman lebih dari 600 kilometer.

Ditinjau dari mekanisme sumbernya yang berupa oblique turun (kombinasi sesar turun dan mendatar dengan dominasi pergerakan turun), tampak aktivitas yang terjadi sangat mungkin masih dipengaruhi gaya tarikan lempeng ke bawah.

Dalam hal ini, gaya tarikan lempeng ke bawah (slab pull) yang lebih dominan karena pada kedalaman Zona Transisi Mantel bagian bawah terjadi ketidakseimbangan gaya yang dipengaruhi gaya apung lempeng (slab buoyancy) dan dominasi ada pada gaya menarik lempeng ke bawah.

Aktifnya deep focus earthquake di Laut Flores ini, tutur Daryono, menjadi petunjuk bahwa proses subduksi lempeng dalam di utara NTT hingga kini masih berlangsung.

ANWAR SISWADI




Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Clara Maria Tjandra Dewi

Clara Maria Tjandra Dewi

Lulus dari Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran pada 1996. Bergabung dengan Tempo pada 2001. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal yang mencakup isu hukum, kriminal dan perilaku.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus