Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan kenyamanan pengguna transportasi menjadi prioritas dalam membangun sistem transportasi terintegrasi. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) memberikan subsidi pembiayaan dengan bersinergi bersama pemerintah pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Nah, itu adalah satu cara kami dalam memberikan kenyamanan bagi warga di Jabodetabek. Hal ini bukan hanya dari fasilitas tapi juga dari harga yang disubsidi pemerintah,” kata Heru Budi dalam acara Hub Talk bertajuk: Suka Duka Membangun Konektivitas Nasional, Jumat, 29 September 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menjelaskan konsep subsidi transportasi, yaitu berdasarkan konsep perencanaan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang bersinergi dengan Pemprov DKI. “Tentunya konsep itu berdasarkan konsep perencanaan dari Kemenhub dan bersinergi dengan kami. Jadi, DKI Jakarta sebesar 51 persen, lalu Kemenhub sebesar 49 persen,” ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan hasil persentase dalam konsep tersebut, maka lahir sinergi dalam merumuskan subsidi hingga muncul LRT yang saat ini proses kelanjutan pembangunannya terus berlangsung.
“Begitu juga dengan Transjakarta dan Kereta Api Indonesia (KAI) juga memberikan subsidi kepada warga yang ingin menggunakan transportasi itu,” katanya.
Heru Budi mengatakan total subsidi sebesar Rp 3,5 triliun untuk keseluruhan masyarakat pengguna Transjakarta. Dengan adanya subsidi, pengguna Transjakarta membayar tarif Rp 3.500, sementara untuk nilai ekonomisnya sekitar Rp 16.000.
Artinya, kata dia, Pemerintah Daerah (Pemda) bersama Pemerintah Pusat memberikan kenyamanan dan kemudahan layanan transportasi di Jakarta. “Mari kita sama-sama merawat dan menggunakan transportasi itu. Minimal kita mengurangi kendaraan yang masuk ke Jakarta” ucap eks Wali Kota Jakarta Utara itu.
Sementara itu, untuk MRT masih berproses ke tahap berikutnya dengan target pengguna kurang lebih 1,3 juta orang. Namun, pengguna transportasi berbasis rel ini masih di angka 800 ribu orang per hari.
“MRT itu pertama kali ada di Jakarta. Jadi pertama kali dicetuskan oleh Gubernur Jokowi saat itu, dan sekarang jadi model di masyarakat. Mudah-mudahan masyarakat terus gunakan MRT,” kata Heru.
Selain itu, Pj Gubernur DKI itu mengungkapkan bahwa setelah diresmikannya Kereta Cepat Jakarta Bandung dan LRT, terlihat adanya tren kenaikan penggunaan transportasi umum di Jakarta.
Heru Budi menyebut warga Bekasi yang masuk ke Jakarta menggunakan transportasi masal itu bertambah 3 sampai 3,5 persen, khususnya untuk karyawan Pemprov DKI. “Jadi kalau dihitung banyak karyawan Pemprov DKI Jakarta yang berdomisili di Depok dan Bekasi, semuanya banyak yang turun di Dukuh Atas, Manggarai, dan Tanah Abang,” kata dia.
Pilihan Editor: Heru Budi Sebut Penumpang MRT Jakarta Masih di Bawah Target