Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ahli kesehatan jiwa mengungkapkan, di samping pengobatan untuk pemulihan pasien gangguan jiwa, dukungan keluarga dan masyarakat menjadi penting. Menurut psikolog perkembangan Ninik S. Mahar, salah satu caranya adalah keluarga tidak langsung mematahkan halusinasi pasien.
"Pertama, berusaha melihat dari sisi pasien. Kalau mengeluhkan gejala seperti (halusinasi) mau dibunuh orang, tidak perlu mematahkan keyakinan itu. Pahami saja," ujar Ninik kepada Antara di sela penyelenggaraan acara Pekan Proyeksi Jiwa, di kampus Universitas Katholik Atma Jaya, Jakarta, Senin, 5 Oktober 2015.
Dia menjelaskan, selain mencoba memahami apa yang pasien rasakan, pihak keluarga perlu mencari bantuan dokter agar pasien mendapatkan pengobatan. "Cari dukungan orang lain, seperti dokter. Biasanya dokter tidak hanya memberikan obat, tapi juga psikoterapi," ucapnya.
Kemudian, dia melanjutkan, bila telah pulih, sebaiknya pasien dilibatkan dalam kegiatan atau tugas-tugas layaknya orang normal. "Beri dia (pasien) tanggung jawab. Misalnya tugas mencuci piring, menyapu, atau tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Beberapa pasien yang diusulkan begitu bisa cepat pemulihannya," ujarnya.
"Dia akan memiliki kepercayaan diri, merasa diterima, dan berguna untuk orang lain," katanya. Ninik menambahkan, dalam kehidupan bermasyarakat, sebaiknya perlakukan pasien seperti layaknya orang sehat, misalnya mengundang ke berbagai acara di lingkungannya dan kegiatan lain.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini