Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

JIS Diduga Tidak Sesuai Standar FIFA, Anggota DPRD DKI: Persoalan Teknis Dibawa ke Arah Politik Tidak Elegan

Manuara mengatakan, selama belum diperiksa oleh lembaga resmi akreditasi stadion, JIS tidak bisa dinyatakan tidak standar FIFA.

26 Juli 2023 | 13.41 WIB

Pekerja menggunakan alat grass grow lighting untuk perawatan rumput lapangan Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis 9 Desember 2021. PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) menggunakan teknologi pencahayaan ultraviolet (UV) tersebut untuk membantu pertumbuhan rumput hibrid (5 persen sintetis dan 95 persen rumput alami) lapangan stadion berkapasitas 82.000 penonton itu. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Perbesar
Pekerja menggunakan alat grass grow lighting untuk perawatan rumput lapangan Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis 9 Desember 2021. PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) menggunakan teknologi pencahayaan ultraviolet (UV) tersebut untuk membantu pertumbuhan rumput hibrid (5 persen sintetis dan 95 persen rumput alami) lapangan stadion berkapasitas 82.000 penonton itu. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakarta Manuara Siahaan menilai persoalan Jakarta International Stadium atau JIS tidak sepatutnya digiring ke ranah politik. Sebab yang bermasalah pada gelanggang olahraga itu merupakan masalah teknis lantaran disebut-sebut tidak standar FIFA.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Karena persoalannya itu teknis, apabila memang ada penyimpangan audit, kalau dibawa ke arah politik itu tidak elegan,” kata dia kepada Tempo, Selasa, 25 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Manuara pun menyampaikan bahwa untuk menjawab kegaduhan soal JIS dibangun tidak sesuai standar FIFA, maka perlu dilakukan audit secara menyeluruh, termasuk dokumen-dokumen proyek.

“Sekarang harus kita pastikan dulu Direktur Utama Jakpro itu membangun itu (JIS) konsepnya mau standar FIFA, beneran atau tidak, ada namanya platinum lima, platinum empat, platinum tiga atau seperti apa sebetulnya,” ujarnya.

Anggota Komisi B Bidang Perekonomian itu mengatakan kalau dalam dokumen proyek pembangunan JIS menyatakan stadion tersebut memiliki standar FIFA, maka harus dilakukan verifikasi. Apakah stasion JIS diverifikasi berdasarkan kriteria-kriteria standar FIFA.

“Ada statuta-nya itu yang harus ditanya,” ucap politikus PDIP itu.

Selama belum diperiksa oleh lembaga resmi akreditasi stadion, JIS tidak bisa dinyatakan tidak berstandar FIFA. “Jangan menduga-duga, gaduh ribut tidak standar FIFA, tidak standar FIFA, apanya tidak standar FIFA?,” kata dia.

Selanjutnya basic design JIS harus diaudit menyeluruh...



Basic Design JIS Harus Diaudit

Untuk itu, ia meminta PT Jakarta Propertindo (Jakpro) bersama Pemerintah Provinsi DKI untuk membuka kembali basic design dan detail design yang dibuat oleh WIKA, JACON, dan PT PP (Pembangunan Perumahan). Apakah pembuatan akses masuk-keluar JIS terlampir dalam pekerjaaan yang dikontrakkan.

Menurutnya, hal itu yang harus diperiksa melalui audit menyeluruh dengan materi yang dirumuskan adalah basic design, kriteria design, detail engineering design, kemudian pelaksanaan lapangan, serta berita acara serah terima pertama.

“Di situ ada As Built Drawing. As Built Drawing itu dicocokkan, sekarang apakah sama dengan yang direncanakan awal. Apabila tidak sama di situlah terlihat ada permainan atau permainan, kekeliruan atau penyimpangan,” katanya.

Manuara menjelasakan As Built Drawing itulah yang harus diperiksa oleh tim dari FIFA, yaitu tim verifikasi FIFA. Itu sudah sesuai atau belum. Mengingat, pada basic design awal, Dirut Jakpro saat itu, Dwi Wahyu Daryoto mengatakan, pembangunan JIS mengacu pada stadion di Inggris, Tottenham Hotspur.

"Itu kan gampang lihat saja di basic design JIS awal, yang didesain itu sama nggak dengan As Built Drawing setelah tahap konstruksi selesai. Itu aja, kalau ada selisihnya ada di situ ya berarti penyimpangan,” tuturnya.

Mutia Yuantisya

Alumnus Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang ini memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2022. Ia mengawalinya dengan menulis isu ekonomi bisnis, politik nasional, perkotaan, dan saat ini menulis isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus