Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Kali BKT Dipenuhi Gumpalan Busa Putih, Ini Penjelasan DKI

Dari gambar yang diunggah oleh akun @jktinfo, hampir seluruh permukaan kali BKT dipenuhi busa putih.

7 November 2019 | 11.18 WIB

Suasana Kanal Banjir Timur yang diselimuti busa di kawasan Marunda, Jakarta, Rabu, 9 Januari 2019. Sebelumnya kejadian serupa terjadi di Kali Sentiong pekan lalu. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Perbesar
Suasana Kanal Banjir Timur yang diselimuti busa di kawasan Marunda, Jakarta, Rabu, 9 Januari 2019. Sebelumnya kejadian serupa terjadi di Kali Sentiong pekan lalu. ANTARA/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pemandangan tak biasa tampak di aliran Kali Banjir Kanal Timur atau Kali BKT di Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur hari ini, Kamis, 6 November 2019. Permukaan kali itu tampak dipenuhi oleh gumpalan busa putih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dari gambar yang diunggah oleh akun @jktinfo, hampir seluruh permukaan kali dipenuhi busa putih. Busa tersebut bergerak perlahan menuju hilir saat terbawa arus. Pemandangan tersebut menarik perhatian warga sekitar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Humas Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Efron Firdaus mengatakan busa tersebut muncul akibat penutupan tiga pintu air dari empat pintu Weir II Ujung Menteng. Hal itu dilakukan untuk pleasing air atau pembersihan dan perawatan air lumpur.

"Prosesnya karena ada beda tinggi permukaan di pintu air. Tinggi air tersebut mengakibatkan air yang turun membentuk turbulensi dimana air yang bergejolak menimbulkan busa," kata dia saat dikonfirmasi, Kamis, 7 November 2019.

Menurut Efron, Sungai BKT di wilayah Ujung Menteng menerima pasokan air dari Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat dan dari beberapa suluran penghubung.

Terkait kemungkinan busa di Kali BKT tersebut berasal dari limbah detergen dan sejenisnya, Efron mengaku belum dapat memastikannya. "Perlu ada kajiannya dulu. Ada pihak yang lebih berkompenten menjawab," kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus