Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Kalimantan Selatan Tawarkan Asuransi Pertanian untuk Bencana

Asuransi petani di Kalimantan Selatan bisa mengklaim kerugian maksimal Rp 6 juta per hektare.

6 Oktober 2015 | 13.27 WIB

Ilustrasi kekeringan. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Perbesar
Ilustrasi kekeringan. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Banjarmasin - Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan akan memberikan asuransi pertanian kepada para petani yang merugi akibat bencana, seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran lahan. Kepala Dinas Pertanian Fathurrahman mengatakan pemerintah pusat menargetkan 50 ribu hektare lahan pertanian di Kalimantan Selatan bakal memperoleh asuransi.

"Kami diberi target 50 ribu hektare padi, asuransi dimulai pada musim tanam 2016. Jadi, petani yang gagal panen karena hama, kekeringan, dan kebakaran, bisa memperoleh ganti rugi. Maksimal ganti ruginya Rp 6 juta per hektare," kata Fathurrahman di kantor DPRD Kalimantan Selatan, Selasa, 6 Oktober 2015.

Menurut dia, pembayaran premi asuransi ditanggung petani dan pemerintah daerah. Perihal anggarannya, ia mengatakan belum menyusun detail total dana yang bakal dialokasikan untuk menyokong asuransi pertanian itu. Pihaknya masih berfokus menawarkan asuransi ini terhadap lahan pertanian yang telah memiliki infrastruktur irigasi.

Fathurrahman menuturkan indikator utama penerima klaim asuransi pertanian seperti kerusakan lahan minimal 75 persen. "Belum tahu di kabupaten mana saja. Nanti ada tim verifikatornya," ujarnya.

Untuk sementara, ia mencatat sedikitnya 3.160-an hektare lahan pertanian gagal panen. Luas ini terdiri atas lahan yang kekeringan 3.000 hektare dan lahan yang terbakar 160 hektare. Menurut dia, angka ini hanya kisaran 0,6 persen dari total luas lahan tanam padi di Kalimantan Selatan, yakni 531 ribu hektare. Ia optimistis target produksi gabah kering giling pada 2015 mencapai target di tengah kebakaran lahan dan El Nino berkepanjangan.

Tahun ini Dinas menargetkan produksi gabah kering sebanyak 2,28 juta ton dengan produktivitas rata-rata 4,2 ton per hektare. Target itu melonjak ketimbang realisasi pada 2014 sebanyak 2,15 juta ton dengan produktivitas yang sama.

“Kalimantan Selatan memiliki tipologi tanah lebak dangkal, lebak tengah, dan lebak dalam, yang punya waktu panen berbeda. Karena itu, meski ada yang puso, saya yakin target produksi tahun ini tetap terpenuhi,” ujar dia.

DIANANTA P. SUMEDI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eko Ari Wibowo

Eko Ari Wibowo

Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret. Bergabung dengan Tempo sejak 2005. Kini menulis tentang isu politik, kesra dan pendidikan. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus