Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Kementerian Perikanan Gandeng Google Lawan Illegal Fishing

Dengan bantuan Google, Indonesia bisa memberantas maraknya penangkapan ikan ilegal.

30 Oktober 2015 | 22.54 WIB

Kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyaksikan kapal nelayan asing pelaku ilegal fishing yang ditenggelamkan di perairan Belawan Medan, Sumatera Utara, 20 Mei 2015. ANTARA FOTO
Perbesar
Kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyaksikan kapal nelayan asing pelaku ilegal fishing yang ditenggelamkan di perairan Belawan Medan, Sumatera Utara, 20 Mei 2015. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) hari ini, Jumat 30 Oktober 2015, mengumumkan kerja sama dengan Global Fishing Watch (GFW). Ini merupakan bentuk kemitraan antara Sky Truth, Oceana, dan Google.

Kerjasama strategis ini memungkinkan Indonesia membuka data perikanan swasta kepada pihak yang berkepentingan sesuai aturan. Pada akhirnya publik diharapkan mengakses sendiri data  terbuka ini pada 2016.

Sampai saat ini, Indonesia  merupakan negara pertama yang bekerja sama dengan GFW untuk menganalisa data nasional dan praktek perikanan.

"Ini adalah terobosan luar biasa, ke depan tidak ada lagi kapal-kapal yang lakukan illegal fishing. Kami akan lihat, kejar," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat pemaparan kinerja satu tahun KKP di kantornya Jumat, 30 Oktober 2015

Dengan mengakses Global Fishing Watch  maka publik mendapatkan analisa data dari jaringan Automatic Identification System (AIS) yang mampu menyiarkan identitas kapal, lokasi, kecepatan, tujuan dan sebagainya. AIS semula dipakai untuk mencegah tabrakan di laut, namun kini dapat pula digunakan untuk mendapatkan informasi perilaku kapal. Kerjasama ini menyajikan tampilan kegiatan penangkapan ikan komersial di seluruh dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Selain skema itu, Indonesia telah memiliki Vessel Monitoring System (VMS) atau sistem pemantauan kapal terluas di dunia. Dengan demikian,  Indonesia bisa mengelola perikanannya dengan  berbasis aplikasi big data, machine learning, cloud computing dan visualisasi yang canggih dan menyeluruh.

Pemerintah berharap kerjasama dengan Global Fishing Watch  dapat mewujudkan transparansi data nasional untuk perikanan tangkap, dan mengatasi praktik illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing.
"IUUF ini kejahatan global, untuk mengakhirinya kami harus menggunakan perangkat canggih guna mengawasi dan mencatat semua aktifitas penangkapan ikan," kata Susi.

AHMAD FAIZ IBNU SANI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wahyu Dhyatmika

Wahyu Dhyatmika

Direktur Utama PT Info Media Digital. Anggota KONDISI (Kelompok Kerja Disinformasi di Indonesia).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus