Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu momen kebersamaan ibu dan anak yang tidak akan terlupakan adalah saat bercerita. Hingga usia dewasa, anak akan terus mengingat pesan yang disampaikan melalui cerita.
Tidak hanya itu, bercerita dapat meningkatkan kreativitas anak serta mempererat hubungan dengan orang tua. Menurut psikolog Lembaga Psikolog Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, bercerita merupakan salah satu bentuk sentuhan kasih sayang ibu kepada anak.
“(Pada) momen bercerita, ada kedekatan fisik yang manfaatnya luar biasa, anak lebih mudah menerima pesan lewat cerita,” ujarnya dalam peluncuran kampanye NIVEA #SentuhanIbu, di Jakarta, 27 November 2017.
Saat bercerita, ibu dapat memasukkan nilai-nilai yang ingin disampaikan sehingga mudah diterima anak. Selain mendapat nilai-nilai, bercerita bisa menambah kosakata, memperluas pengetahuan, serta melatih komunikasi.
Biasanya, waktu yang digunakan untuk bercerita adalah menjelang tidur. Padahal bercerita dapat dilakukan kapan saja asalkan ibu dan anak dalam keadaan rileks. Sedangkan untuk umur, Vera menambahkan, tidak ada batasan usia untuk mulai membiasakan bercerita kepada anak atau menghentikan kebiasaan tersebut.
“Kalau soal cerita, secara luas tidak ada batasan, misalnya anak saya yang 7 tahun masih baca buku cerita sebelum tidur. Kalau yang 15 tahun tidak mendongeng, tapi bercerita ketika pulang sekolah, tidak ada batasan, bentuknya yang diubah. Dari bayi juga bisa bercerita melalui mainannya,” ucapnya.
Baca juga:
Benarkah Generasi Milenial Tak Anggap Penting Sekolah buat Anak?
Cara Memberi Dukungan kepada Pasangan yang Belum Punya Anak
Anak Laki Kok Main Masak-masakan, Apa Kata Dokter?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini