Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bangkalan - Berstatus sebagai rumah sakit termegah di Pulau Madura tak lalu membuat layanan kepada pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Syamrabu Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, lebih baik. Layanan kepada pasien di rumah sakit yang memiliki 14 gedung baru bertingkat itu dikalahkan oleh Puskesmas Senninan, Kota Bangkalan.
Setidaknya begitulah kesimpulan Fathurrahman, seorang pasien penderita gejala typus. Dia mengaku mencoba berobat ke Rumah Sakit Syamrabu setelah terserang demam berkepanjangan dalam empat hari terakhir. Dia datang diantar satu temannya, Zain, pada Kamis pagi 4 Februari 2016.
Keduanya langsung menuju ruang pendaftaran pasien yang dilengkapi pendingin udara. Mereka langsung menuju meja paling ujung untuk mengambil karcis serharga Rp 15 ribu. "Petugas karcis itu tanya, mau dirujuk bagian poli atau UGD," kata Zain menuturkan.
Karena bingung dengan tawaran itu, Zain dan Rahman lantas mengambil nomor antrean dan dapat urutan ke-16. Setelah dipanggil, petugas langsung bertanya, "Sakit apa mas?" Rahman bingung karena memang awalnya tidak tahu kenapa dia merasa demam dan lemas.
Si petugas akhirnya menawarkan Rahman agar memeriksakan diri ke poli dalam karena di rumah sakit itu tidak ada poli umum. Sesampainya di ruang poli dalam, puluhan pasien tampak antre di depan ruangan.
Setiap pasien yang datang, langsung diperiksa tensi darahnya oleh petugas jaga. Antrean pasien itu terjadi karena dokter poli belum datang. "Karena banyak yang antre, Rahman minta pindah ke UGD, karena tubuhnya sudah sangat lemas," kata Zain.
Mereka pun lantas meninggalkan ruang poli dan kembali menemui petugas karcis di ruang lobi rumah sakit untuk minta dirujuk ke UGD. Namun, si petugas mengatakan percuma dirujuk ke UGD karena nanti ditolak dan dirujuk lagi ke poli dalam. "Sabar saja mas, antre. Nanti juga dilayani," kata Zain menirukan ucapan petugas tersebut.
Rahman yang merasa tubuhnya sudah sangat payah, akhirnya minta pulang dan ingin periksa ke tempat lain. "BPJS Rahman juga ditolak rumah sakit, alasannya BPJS terdaftar di Kabupaten Pamekasan, tidak bisa digunakan di Bangkalan, apalagi tidak ada surat rujukan," ungkap Zain.
Rahman akhirnya dibawa ke Puskesmas Senninan dan langsung dibawa ke tempat pendaftaran pasien. Ditempat ini mereka mendaftar gratis. Setelah selesai di data, Rahman cepat masuk ruang pemeriksaan. Seorang dokter langsung memeriksanya.
Tak sampai setengah jam, pemeriksaan selesai. Rahman langsung diminta ke laboratoium untuk cek darah. Sejam kemudian hasil pemeriksaan selesai, Rahman dinyatakan menderita gejala typus. "Karena BPJS sempat ditolak rumah sakit, waktu di puskesmas daftar pasien umum, biayanya habis Rp 105 ribu termasuk obat-obatan," kata Zain lagi.
Sementara itu, pihak RSUD Syamrabu belum dapat dikonfirmasi atas keluhan pasien dan perbandingan tersebut. Wakil Direktur Pelayanan Nunuk Istiani tidak merespon permohonan konfirmasi terkait keluhan layanan kepada pasien di rumah sakit yang renovasi gedungnya menghabiskan anggaran Rp 87,5 miliar tersebut.
MUSTHOFA BISRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini