JAKARTA – Sejumlah pihak menyebutkan minimnya
ruang terbuka hijau dan ruang publik di kabupaten/kota di sekitar Jakarta merupakan penyebab tren pemuda-pemudi asal Depok dan Bogor rajin menyambangi kawasan Dukuh Atas serta Sudirman, Jakarta Pusat, dalam beberapa pekan terakhir.
Pengamat tata kota Yayat Supriatna mengatakan kota/kabupaten yang berbatasan dengan Jakarta belum bisa memenuhi keinginan warganya akan
ruang terbuka hijau dan ruang publik yang modern seperti di Ibu Kota. Apalagi bagi remaja yang menyukai hal-hal kekinian dan berpotensi viral di media sosial. Ketersediaan ruang publik yang
instagramable di Jakarta sesuai dengan ekspektasi tersebut. "Masak, anak-anak muda itu mau foto dengan latar belakang sungai atau tempat seadanya di daerah asal mereka," kata Yayat ketika dihubungi, kemarin.
Namun menghadirkan ruang publik bukan perkara gampang. Perlu modal besar bagi pemerintah kota/kabupaten untuk membangun dan merevitalisasi ruang terbuka hijau. Sementara itu, dananya sudah telanjur dialokasikan untuk kebutuhan lain. Sebaliknya, Yayat melanjutkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki keleluasaan yang lebih besar soal anggaran, termasuk untuk membangun dan mempercantik tampilan kota.
Meski demikian, keterbatasan dana tidak bisa menjadi alasan pemerintah daerah tidak menyediakan ruang publik. "Tetap dibangun taman yang ikonis. Ini lebih menarik minat masyarakat," kata Yayat. Dia mencontohkan Kota Bogor yang membenahi sejumlah taman dan ruang publik dalam beberapa tahun terakhir.
Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta, 4 Juli 2022. TEMPO/Hilman Fathurrahman W.
Pakar tata kota Nirwono Joga menyebutkan upaya pembangunan dan revitalisasi ruang terbuka hijau dan
ruang publik perlu dipikirkan oleh pemerintah daerah Bogor, Depok, Tangerang, serta Bekasi. "Sehingga warganya tidak perlu ke Jakarta hanya untuk menikmati ruang terbuka yang bagus dan nyaman," kata Nirwono.
Sebaliknya, Pemerintah Kabupaten Bogor menganggap wajar fenomena anak-anak muda ramai-ramai datang ke kawasan Dukuh Atas dan Sudirman, Jakarta. Kemudahan transportasi mendorong tingginya angka mobilitas warga Citayam pelesiran ke jantung Ibu Kota. "Lokasinya dekat dengan stasiun jadi wajar mereka kongko di sana dan jadi pilihan menghabiskan akhir pekan," kata Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Ajat Jatnika.
Menurut Ajat, Jabodetabek memiliki keterikatan dan hubungan saling mengisi dalam berbagai hal, termasuk tempat rekreasi. Ia mencontohkan, Jakarta yang kerap melakukan pembangunan berbagai fasilitas menjadi penarik masyarakat di luar Jakarta untuk datang. "Pun sebaliknya, seperti halnya di wilayah Kabupaten Bogor memiliki banyak destinasi wisata alam terbuka. Tentu itu menjadi pilihan dan daya tarik bagi masyarakat perkotaan," kata dia.
Meski demikian, Pemerintah Kabupaten Bogor tetap melanjutkan rencana merevitalisasi dan membangun ruang terbuka umum serta taman bagi warga tingkat kecamatan. "Fasilitas yang diberikan termasuk sarana olahraga hingga hiasan untuk berswafoto," kata Ajat.
INDRA WIJAYA | M.A. MURTADHO (KABUPATEN BOGOR)