Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Kiat Toilet Training untuk Anak Laki - Laki

Celana dalam bisa menjadi bentuk penghargaan buat anak yang sukses berlatih toilet training. Dia bisa memilih gambar dan warna celana dalam yang keren

1 November 2017 | 18.00 WIB

Ilustrasi toilet umum. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi toilet umum. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Saat anak berusia dua tahun, beberapa orang tua mulai melatih anak buang air kecil atau buang air besar di toilet. Anak pun dapat menunjukkan tanda-tanda bahwa dia siap menggunakan toilet sendiri atau yang dikenal dengan istilah toilet training.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Misalnya, anak mulai memberikan tanda fisik atau verbal saat ingin buang air kecil dan besar, memiliki kata-kata untuk urin dan tinja, serta menunjukkan rasa tidak suka saat popoknya basah atau penuh. Tidak ada satu pun metode yang dijamin sukses dalam melatih anak untuk pergi ke toilet sendiri.

Beberapa tips untuk toilet training dapat diterapkan untuk anak laki-laki dan perempuan. Khusus anak laki-laki toilet training memiliki tantangan sendiri. Berikut ini kiatnya:

1. Contoh dari ayah, kakek, atau paman
Toilet training pada anak laki-laki akan lebih mudah jika ayah yang memberikan contoh. Meskipun begitu, sering kali ibu yang bertugas saat melatih anak menggunakan toilet sendiri."“Rata-rata anak laki-laki lebih lama potty training karena umumnya ibu yang bertanggung jawab dalam prosesnya," ujar Jen Singer, penulis buku parenting Stop Second-Guessing Yourself, seperti dikutip dari laman Parents.

2. Anak yang menentukan buang air dengan cara duduk atau berdiri
Anak laki-laki yang berusia 2,5 tahun, mungkin telah menunjukkan tanda-tanda bahwa dia siap untuk menggunakan toilet sendiri. Apakah dia akan duduk atau berdiri, kenalkah kedua pilihan tersebut. Anak laki-laki harus memulai dengan apa pun yang paling mereka sukai. "Jika dia mulai duduk, dia selalu bisa beralih untuk berdiri saat lebih mahir menggunakan toilet," ujar Singer.

3. Berlatih bikin terbiasa
Meski sudah berhasil buang air di toilet, terkadang anak tidak dapat mengarahkan kotorannya tepat di lubang. Akibatnya, orang tua juga yang harus membersihkannya. Ajari anak dengan cara yang menyenangkan. Misalnya dengan menunjuk satu benda berwarna cerah, sebagai bidikan saat anak berlatih buang air sambil berdiri.

4. Ingatkan setiap 20 menit
Pastikan mengingatkan si kecil untuk pergi ke toilet setiap 20 menit atau lebih. Jika dia tidak sengaja buang air kecil di celana, sebaiknya jangan menghukumnya karena bisa menjadi bumerang. Bersihkan saja dan coba lagi.

5. Batasi minum di malam hari
"Batasi susu dan jus setidaknya satu jam sebelum tidur untuk membantu anak tidak buang air atau mengompol di malam hari," kata Singer. Selain itu, toilet training di malam hari lebih lambat dibanding saat siang hari.

6. Saat berpergian siapkan toilet cadangan
Anak membutuhkan konsistensi. "Jadi saat bepergian, pakailah persediaan perlengkapan toilet yang tidak biasa, seperti kursi adaptor ukuran kecil untuk toilet umum atau bahkan toilet cadangan yang bisa digunakan di mobil," kata Singer. Sediakan buku atau mainan favorit yang bisa membuat anak merasa nyaman.

7. Mulai gunakan celana dalam
Bila si kecil tidak buang air kecil selama tiga jam, maka ibu dapat mulai mengenalkan celana dalam kepadanya. Celana dalam bisa menjadi bentuk "penghargaan" buat anak dalam berlatih toilet training. Biarkan anak memilih celana dalam yang menurutnya keren untuk dipakai.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus