Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Hanif menyebutkan Chelsea Islan berhasil memerankan sosok Tira.
Sutradara Zahir Omar menyebut sosok Tira sebagai superhero sempurna.
Chelsea Islan membaca komik untuk mendalami sosok Tira.
Ketika aktris Chelsea Islan diumumkan sebagai pemeran utama Tira—karakter superhero wanita dari Jagat Sinema Bumilangit—pada 2019, Hanif kaget bukan kepalang. Di ingatan pria yang punya hobi mengulas superhero lokal di YouTube ini, aktris 28 tahun itu begitu lekat dengan karakter Bintang dalam komedi situasi Tetangga Masa Gitu? yang tayang pada 2014-2017 di stasiun televisi swasta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Aku langsung, 'Hah? Gimana?' Itu cast paling bikin aku kaget waktu diumumkan pada 2019," kata pemilik saluran YouTube "Jagoan Kancil" itu kepada Tempo, Selasa, 30 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hanif mengaku cukup mengenal sosok Tira karena beberapa kali muncul dalam komik Gundala dan Godam—koleksi sang ayah yang sering ia baca ketika kecil. Dia hafal betul cara bertarung hingga karakternya, kendati belum pernah membaca langsung komik Tira ciptaan Nono GM.
Pada versi komik, Tira digambarkan sebagai jagoan jalanan yang hanya menggunakan kekuatan fisik dan teknologi tinggi. Namun, di pertengahan cerita, unsur mistis dan fantasi terasa setelah Tira mulai mendapat kekuatan naga.
Karakter Tira, kata pria asal Pekalongan itu, juga merupakan sosok yang keras. Berbeda 180 derajat dengan karakter Bintang dalam komedi situasi yang diperankan Chelsea bersama Dwi Sasono dan Sophia Latjuba tersebut.
Pada episode awal Tira, Hanif melihat Chelsea masih meraba-raba karakter Tira. "Tapi makin ke sini, aku lihat dia semakin nyaman dengan karakter yang diperankan. Oke, ini Tira banget," ujarnya.
Aktris Chelsea Islan beradegan dalam serial superhero Tira. Dok. EJ Studio/Eriek Juragan
Pandangan Hanif itu berubah ketika menyaksikan adegan bertarung. Meski di beberapa bagian aksi menggunakan pemeran pengganti (stuntman), ada pula adegan yang dilakukan Chelsea sendiri. "Kita bisa melihat muka dia kelihatan. Adegan melompat, bertarung, dan nendang," katanya. Karena itu, Hanif cukup terkesan, bahkan menyatakan aktris yang bermain dalam film Headshot tersebut berhasil memerankan Tira. "Puas banget aku lihat Chelsea di sini."
Tokoh Tira pertama kali diperkenalkan Nono GM pada 1973 dalam komik Tira: Robot Kungfu. Menukil dari laman Bumilangit, komik legendaris ini mengisahkan seorang mahasiswi bernama Susie yang punya kemampuan bela diri yang hebat. Ia berubah menjadi Tira saat mengenakan kostum berteknologi tinggi. Dia pun bersumpah akan menggunakannya untuk melawan kejahatan dan ketidakadilan.
Kostum ketat berwarna merah itu dilengkapi sejumlah senjata canggih. Ia menggunakan perlengkapan tersebut untuk melawan para penjahat. Sejak kejadian Sembilan Pintu Naga, Tira selalu didampingi sembilan siluman naga. Dengan bermeditasi, naga-naga itu akan keluar dari tubuh Tira dengan wujud seperti raksasa.
Setelah puluhan tahun dikenal sebagai karakter komik, sosok Tira dihidupkan lewat film serial live action yang diperankan Chelsea Islan. Film serial pertama Jagat Sinema Bumilangit ini tayang di platform streaming Disney+ Hotstar sejak 16 Desember 2023.
Sang sutradara, Zahir Omar, mengaku membangun sosok Tira sebagai tokoh baru, tapi dengan identitas mengikuti komik lawasnya. Lain dengan komiknya, dalam serial televisi ini, Tira hadir melalui sosok mahasiswi bernama Suci Larasati, yang punya fobia pada ketinggian.
Mengusung karakter tokoh yang jago bela diri, Suci digambarkan sebagai perempuan yang punya impian menjadi stuntwoman profesional. Sambil kuliah, Suci mulai membangun kariernya dengan bekerja sampingan di industri perfilman.
Sutradara Zahir Omar. Dok. Bumilangit/Disney+
Dengan latar belakang tersebut, kata Zahir, Tira memiliki karakter yang kuat. Namun bukan hanya kekuatan fisik, tapi juga kekuatan mental dan emosional. Bahkan, ketika memperoleh kutukan Nagatira, Zahir melanjutkan, Suci sebagai individu sudah sangat kuat. "Itu yang bikin Tira menjadi superhero tangguh. Dia itu lengkap," ujarnya.
Zahir juga menyebut Tira sebagai adisatria wanita yang sempurna. Sebab, film serial ini menggambarkan bagaimana cara Tira mengatasi ketakutan serta menghadapi tantangan dalam pekerjaannya di industri film yang sangat kompetitif.
Sutradara 41 tahun itu mengatakan, untuk menggali sosok Suci atau Tira, ia cukup mengenal Chelsea. Pasalnya, Zahir menilai Chelsea maupun Suci atau Tira punya persamaan karakter: tangguh, berani mencoba hal baru, pantang menyerah, dan selalu totalitas.
Zahir mengaku beruntung bisa bekerja sama dengan Chelsea dalam proyek ini. "The more I learn about Chelsea, the more I get to know Suci," kata sutradara asal Malaysia itu.
Adapun Chelsea Islan mengaku membaca komik Tira ciptaan Nono GM setelah ditawari memerankan tokoh tersebut dalam film serialnya. Ia diajak berkunjung ke kantor Bumilangit untuk melihat komik-komik Tira. Di komik itu, kata Chelsea, memang dijelaskan tentang masa kecil Suci hingga akhirnya mendapat kekuatan dari sembilan naga. Untuk mendalami karakter tersebut, ia banyak berdialog dengan tim Screenplay Bumilangit, terutama Zahir Omar selaku sutradara.
Aktris Chelsea Islan beradegan dalam film serial superhero Tira. Dok. EJ Studio/Eriek Juragan
Dia juga mengungkapkan bahwa perkembangan karakter Suci dibahas bersama penulis naskah Tira, Aline Djayasukmana. Karena itulah, Chelsea dapat membangun chemistry dengan lawan mainnya dalam proses membaca naskah. Hubungan tersebut terbangun lantaran persiapan film serial Tira memakan waktu hingga tiga tahun sebelum tayang perdana pada 16 Desember 2023.
Bagi Chelsea, tokoh Tira sangat relevan dengan orang-orang di sekitarnya. Ceritanya pun sesuai dengan kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini: sama-sama sedang menghadapi pemilu dan isu sosial masyarakat.
Film Tira memberikan gambaran tentang kondisi masyarakat akar rumput. Misalnya, anak-anak dari keluarga miskin yang dimakan oleh sosok child eater serta orang-orang tidak berdaya karena tak punya kekuasaan. Di sisi lain, ada pula orang-orang berpengaruh yang menyalahgunakan kekuasaan. "Jadi relatable dengan kenyataan kita sehari-hari," ujar Chelsea.
Dengan latar masalah tersebut, Chelsea mengungkapkan bahwa sosok Tira seperti memberikan harapan buat rakyat Bumilangit karena berpihak pada mereka. Keberpihakan itu salah satunya ditunjukkan dengan aksi menyelamatkan anak-anak yang dijadikan tumbal untuk ritual sembilan naga.
Tokoh pahlawan super Tira juga menjadi favorit Chelsea. Ia mengaku menyukai tipe superhero yang netral dan relevan, juga berproses dari nol hingga memiliki kekuatan. Bukan yang ujug-ujug sudah mengenakan kostum superhero.
"Sebenarnya semua karakter di Bumilangit, sih, seperti Gundala dan Virgo. Itu dari manusia biasa yang tidak punya kekuatan apa-apa, tapi akhirnya, seiring dengan berjalannya waktu, tiba-tiba mendapat sebuah kekuatan."
FRISKI RIANA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo