Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
PT MRT Jakarta akan membangun jalur MRT dari Fatmawati ke Taman Mini.
Pemilihan rute ini menyisihkan opsi lintasan Bandara Soekarno-Hatta-Ancol dan Joglo-Senayan-Taman Mini.
Pembangunan akan dimulai pada 2023 dan ditargetkan rampung pada 2030.
JAKARTA – PT MRT Jakarta akan membangun jalur kereta moda raya terpadu dari Fatmawati di Jakarta Selatan ke Taman Mini, Jakarta Timur. Rute angkutan massal berbasis rel itu akan dibangun pada 2023 dan ditargetkan bisa digunakan sepuluh tahun mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan jalur Ratangga—sebutan kereta MRT—rute Fatmawati-Taman Mini perlu segera dibangun karena di belahan selatan Jakarta belum ada angkutan umum berbasis rel. “Sementara pengembangan di kawasan itu sangat pesat,” kata dia dalam Forum Jurnalis, beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jalur Fatmawati-Taman Mini direncanakan terdiri atas sepuluh stasiun—tujuh di bawah tanah dan tiga stasiun layang—serta satu depo. Panjang lintasannya sekitar 12 kilometer.
Perusahaan daerah itu, William melanjutkan, dibantu oleh konsultan internasional saat mengkaji rencana pembangunan jalur tersebut. Saat pengkajian, ada tiga opsi pembangunan jalur, yaitu Bandara Soekarno-Hatta-Ancol, Joglo-Senayan-Taman Mini, dan Fatmawati-Taman Mini.
Menurut dia, pembangunan jalur MRT tidak bisa lagi dibangun secara satu per satu atau linear, misalnya baru membangun jalur Fatmawati-Taman Mini setelah proyek MRT fase II (Bundaran HI-Ancol Barat) maupun fase III (Kalideres-Ujung Menteng) rampung. “Target kami membangun secara paralel,” ujar William.
William mengatakan jalur Fatmawati-Taman Mini akan terintegrasi dengan angkutan publik lain. Selain tersambung dengan jalur MRT Lebak Bulus-Bundaran HI; ada lintas rel terpadu (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi; kereta rel listrik; serta Transjakarta. “Bisa terintegrasi di Terminal Kampung Rambutan dan di situ juga akan ada stasiun LRT,” katanya.
PT MRT Jakarta tengah mengkaji pelbagai opsi untuk mendanai pembangunan lintasan Fatmawati-Taman Mini. Bisa melalui business to business atau menggabungkan antara pendanaan dari pemerintah dan investasi. “Kami mencoba mencari pendanaan alternatif yang akan digabungkan dengan TOD (transit oriented development),” ujar William.
Ketua Komisi Bidang Perekonomian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Abdul Aziz, menilai sebaiknya PT MRT Jakarta segera membangun jalur Ratangga Fatmawati-Taman Mini. Sebab, kebutuhan masyarakat terhadap angkutan publik massal seperti MRT sangat mendesak.
Abdul Aziz mengatakan PT MRT Jakarta bisa mempertimbangkan menggunakan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). Perusahaan negara itu memberikan tambahan pinjaman kepada pemerintah DKI Jakarta sebanyak Rp 1,7 triliun yang kemudian diteruskan oleh pemerintah DKI ke perusahaan daerah itu sebagai penyertaan modal daerah.
Menurut Aziz, pembangunan lintasan itu memerlukan waktu lebih lama jika didanai melalui skema business to business. “Nah, ini ada uang fresh (pinjaman PT SMI) itu bisa dimanfaatkan,” ujar politikus PKS tersebut. Dia berharap adanya transportasi publik massal dengan lintasan barat-timur di belahan selatan semakin mendorong warga Ibu Kota meninggalkan kendaraan pribadinya, sehingga mengurangi tingkat kemacetan.
William mengatakan pinjaman dari PT SMI itu akan digunakan untuk pengembangan integrasi sistem transportasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Duit pinjaman dari program Pemulihan Ekonomi Nasional itu akan mereka pakai untuk mengakuisisi saham PT Kereta Api Indonesia di PT Kereta Commuter Indonesia sebesar Rp 51 persen. "Agar kami bisa masuk untuk melakukan pengelolaan kawasan stasiun,” kata dia.
GANGSAR PARIKESIT
MRT Jakarta Bangun Jalur Fatmawati-Taman Mini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo