Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat anak terserang diare, kebanyakan ibu memberikan oralit sebagai pertolongan pertama. Namun ternyata, oralit saja tak cukup untuk menghentikan diare.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dokter spesialis anak Airani Dewi Widodo, oralit hanya menggantikan cairan yang hilang. "Osmolitas rendah memang efektif mengatasi dehidrasi dan menurunkan mortalitas, tetapi tidak mengurangi lama dan beratnya diare," ujar Ariani di Jakarta, Selasa, 18 September 2018.
Selain kehilangan elektrolit, penderita diare juga mengalami kerusakan pada ususnya sehingga perlu asupan zinc yang cukup. ZInc berguna untuk regenerasi sel sekaligus pemulihan usus.
"Apabila usus sebelumnya bisa menyerap banyak, volume jauh berkurang kalau rusak, akibatnya lebih mudah karen terkan infeksi lain dan kehilangan zat di usus. Pada usus kalau diberikan zinc, maka penyerapan air pada tubuh bisa membaik, ada regenerasi dan pemulihan sel." lanjut Ariani.
Pemberian zinc dilakukan selama 10-14 hari berturut-turut dengan dosis 10 miligram per hari untuk anak di bawah usia 6 tahun dan 20 miligram per hari untuk mereka yang berusia di atas 6 tahun.
"Bila diare berhenti, zinc harus tetap dilanjutkan sampai usus tumbuh sempurna yang membutuhkan waktu sekitar 5 hari, 14 hari dengan asumsi usus sudah tumbuh sempurna, jika usus belum tumbuh sempurna, anak akan terus diare." kata Ariani. Asupan zinc bisa didapatkan dari sejumlah bahan pangan seperti daging, seafood dan sayuran seperti brokoli.
Ariani mengingatkan antibiotik hanya diberikan pada mereka yang mengalami diare karena bakteri.
Artikel lain: Sedang Diare? Jauhi Kolam Renang, Cek 3 Syarat Lainnya