Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ferrari kembali mendorong target keuntungannya untuk tahun depan setelah menunda investasi dan beberapa pengiriman unit karena pandemi Covid-19 selama ini.
Ferrari memperkirakan pendapatan inti yang disesuaikan sebesar 1,8-2,0 miliar euro (Rp 31,2 triliun- Rp 34,7 triliun, dengan kurs saat ini 1 Euro = Rp 17.366) pada tahun 2022.
Tetapi pada hari Selasa, 4 Mei 2021, perusahaan Italia itu mengatakan telah menunda target itu menjadi 2023 karena pandemi, meskipun mengharapkan hasil meningkat tahun ini dan tahun depan.
"Kami berharap langkah hati-hati yang kami ambil pada tahun 2020 dan berlanjut pada tahun 2021 untuk menyesuaikan pengeluaran kami dalam menanggapi keadaan darurat Covid-19 akan menunda pencapaian panduan akhir tahun 2022 kami selama satu tahun," kata Ketua John Elkann seperti dilaporkan Reuters, 4 Mei 2021.
Dalam presentasi tentang hasil kuartal pertama, Elkann mengatakan kepada para analis bahwa pandemi juga telah berdampak pada perusahaan untuk mendiversifikasi merek Ferrari ke area yang lebih mewah lainnya dan pada aktivitas terkait balap Formula 1.
Seorang pedagang yang berbasis di Milan mengatakan target penundaan itu merupakan berita buruk bagi saham-saham Ferrari yang sangat berharga. "Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa dampak Covid-19 pada perusahaan bisa lebih besar dari yang diharapkan," katanya.
Saham Ferrari ditutup turun 8 persen di Milan.
Tetapi perusahaan yang dikenal dengan logo 'Kuda Jingkrak' ini mengatakan hasil kuartalan yang sangat baik, pesanan yang kuat dan rekor pemesanan membuatnya yakin mencapai target atas perkiraan pendapatan yang disesuaikan 1,45-1,5 miliar euro untuk tahun ini.
"Hasil 2022 kami akan lebih baik dari 2021, yang ... kami yakin akan sangat kuat," kata Elkann, keturunan dari keluarga Agnelli Italia, yang mengendalikan Ferrari melalui perusahaan induknya Exor.
Analis Morgan Stanley mengatakan penundaan panduan tidak mengubah tantangan jangka panjang Ferrari, seperti peralihan industri ke kendaraan listrik.
“Ini menyisakan banyak ruang bagi manajemen baru untuk membahas potensi setelah 2023 termasuk rentang model yang diperluas," kata mereka.
Elkann, yang mengonfirmasi bahwa Ferrari akan meluncurkan SUV pertamanya tahun depan, Purosangue, mengatakan mobil elektrifikasi sudah termasuk dalam target belanja modal grup, tanpa perlu penambahan apa pun. Ferrari bulan lalu menjanjikan model listrik murni pertama untuk tahun 2025.
Baca juga: Eurokars Jadi Distributor Eksklusif Ferrari di Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini