Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Pemanis Buatan Lebih Sehat? Cek Dulu Penelitiannya

Jika Anda berpikir diet coke dan minuman sejenis lebih sehat, coba pikirkan
lagi, simak hasil penelitian dari Yale University berikut ini.

13 Agustus 2017 | 08.56 WIB

Ilustrasi minuman bersoda. Mario Tama/Getty Images
Perbesar
Ilustrasi minuman bersoda. Mario Tama/Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Jika Anda berpikir beralih ke diet coke dan minuman sejenis adalah keputusan yang lebih sadar kesehatan, maka pikirkan lagi. Periset di Yale University School of Medicine baru-baru ini melakukan penelitian untuk melihat efek mengkonsumsi minuman manis buatan di otak dan menemukan beberapa temuan mengejutkan.

Dilansir dari Boldsky.com pada Sabtu, 12 Agustus 2017, tim tersebut melakukan pemindaian MRI terhadap 15 subjek tes setelah mereka mengkonsumsi minuman diet, dan menemukan bahwa otak mereka menyala seolah-olah mereka telah mengkonsumsi minuman manis dan bukan satu tanpa kalori. Penelitian ini dengan jelas menunjukkan bahwa metabolisme tubuh kita tidak sepenuhnya bergantung pada jumlah kalori dari makanan yang kita makan. (Baca juga : 85 Persen Penderita Diabetes Obesitas, Bolehkah Sedot Lemak?)

Kebanyakan orang percaya bahwa makanan kaya kalori menghasilkan respons metabolik yang lebih kuat dibandingkan dengan makanan yang memiliki jumlah kalori lebih rendah. Tapi itu benar. Kenyataannya, respons metabolik tubuh bergantung pada metabolisme dasar alami individu dan persepsi mereka tentang nilai kalori makanan.

Ini tidak ada hubungannya dengan isi sebenarnya dari makanan yang dikonsumsi. Itulah sebabnya ketika kita makan sesuatu yang manis (bahkan jika itu dipermanis oleh pemanis buatan), tubuh kita merasa bahwa kita telah mengkonsumsi sesuatu yang dapat memberi kita energi dan dengan demikian memulai respons metabolik untuk membantu menangkap nutrisi yang masuk. Sayangnya, respons yang dipelajari ini tidak selalu baik untuk apa yang kita pilih untuk dimakan.

Pemanis buatan diciptakan untuk membodohi otak dan pemasar minuman diet tidak pernah lupa mengingatkan kita akan fakta ini. Mantra mereka: Nikmati minuman tanpa kalori! (baca :Deteksi Gejala Diabetes Tipe 1 dan 2, serta Penyebabnya)

Sayangnya, mereka akhirnya membodohi otak kita sedikit terlalu banyak. Jadi, ketika tubuh kita tidak menerima kalori yang diharapkannya, ketidakcocokan tersebut menghasilkan konsekuensi berbahaya di pusat penghargaan otak kita. Konsekuensi seperti penambahan berat badan, penyakit kardiovaskular, dan diabetes.

Itulah mengapa profesional kesehatan dan kampanye kesehatan masyarakat selalu terus memberi tahu untuk makan sehat, mengurangi asupan gula, dan berolahraga setiap hari.

Sayangnya, minuman yang dipermanis dengan pemanis buatan seperti aspartame, sucralose, atau sakarin justru membuat Anda berisiko tinggi terkena penyakit ini.

Jadi Apa yang Bisa Anda Lakukan? Jika Anda menggunakan pemanis buatan seperti Sugar Free atau Zero untuk mengendalikan hasrat Anda sebagai penderita diabetes (atau menggunakannya untuk melindungi diri dari diabetes), sebaiknya berhenti sekarang juga. (baca: Penderita Diabetes Hindari Kerja Malam)

BISNIS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Susandijani

Susandijani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus