Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Irvan Noviandana menyatakan telah menutup pintu maaf kepada Diah Mutiara Sukmawati Soekarnoputri, adik dari mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, keduanya putri dari proklamator Soekarno. Irvan melaporkan Sukmawati ke Polda Metro Jaya atas tuduhan penistaan agama dengan membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat datang ke Polda Metro Jaya, Senin 18 November 2019, Irvan didampingi beberapa kuasa hukum yang mengatasnamakan Street Lawyer. Laporan mereka tercatat dalam dokumen LP/7456/XI/2019/PMJ/Dit. Reskrimum yang didalamya mencantumkan Pasal 156a Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang penistaan agama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tentang laporan dan menutup pintu maaf, Irvan mengatakan, "Agar beliau menyadari kekeliruannya dan tidak mengulangnya di kemudian hari."
Tempo mendapati Irvan ternyata cukup aktif di media sosial. Akun Facebook-nya yang bernama Irfan AbuRaihan memiliki pengikut hingga 4.350 akun.
Dalam beberapa postingannya, Irvan menunjukkan bahwa ia pernah tergabung sebagai relawan Prabowo - Abdul Somad (PAS). Kelompok ini mendukung Prabowo Subianto--kini Menteri Pertahanan di Kabinet Presiden Joko Widodo--dan Abdul Somad, seorang dai, sebagai capres dan cawapres di Pemilu 2019 lalu.
Selain kerap mengunggah tulisan yang kerap mengkritik pemerintah, Irvan juga sering berdakwah melalui media sosialnya. Tulisan-tulisan Irvan itu kerap disukai (like) warganet. Bahkan di unggahannya yang mengumumkan akan melaporkan Sukmawati ke polisi, sampai saat ini telah mendapat 1.100 tanda suka dari teman-temannya.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono, Irvan melaporkan ucapan Sukmawati dalam diskusi bertajuk 'Bangkitkan Nasionalisme, Bersama Kita Tangkal Radikalisme, dan Berantas Terorisme' pada 14 November 2019. Dalam video, Sukmawati sempat bertanya soal siapa sosok yang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia di antara Nabi Muhammad dan Presiden Soekarno.
Sukmawati telah menanggapi laporan itu dan membantah berniat menista Nabi Muhammad SAW. Dia menjelaskan, ucapannya yang membandingkan Muhammad dengan ayahnya itu dalam konteks perjuangan kemerdekaan Indonesia.
"Saya kan hanya bertanya, konteksnya sama sejarah Indonesia dalam kemerdekaan, masak begitu saja jadi masalah?" ujar Sukmawati kepada Tempo pada Sabtu, 16 November 2019.