Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Pengembang Tunggu Realisasi Penurunan Harga BBM

Pengusaha sektor properti menunggu realisasi wacana penurunan harga bahan bakar minyak oleh pemerintah dan PT Pertamina.

6 Oktober 2015 | 14.04 WIB

Pengunjung melihat maket perumahan  dalam pameran Real Estate Indonesia di Jakarta, 5 Mei 2015. Penjualan properti tahun ini diprediksi menurun 50 persen dibanding tahun sebelumnya. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Perbesar
Pengunjung melihat maket perumahan dalam pameran Real Estate Indonesia di Jakarta, 5 Mei 2015. Penjualan properti tahun ini diprediksi menurun 50 persen dibanding tahun sebelumnya. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha sektor properti menunggu realisasi wacana penurunan harga bahan bakar minyak oleh pemerintah dan PT Pertamina. Menurut Direktur PT Metropolitan Land Olivia Surodjo, penurunan harga BBM akan meningkatkan daya beli masyarakat.

Selain penurunan harga minyak, pengembang menunggu realisasi penurunan tingkat suku bunga kredit perbankan. Ia yakin harga properti akan ikut terpengaruh dan meningkatkan penjualan properti. "Tapi pengaruhnya berapa besar tergantung seberapa besar penurunannya," ujar Olivia pada Senin malam, 5 Oktober 2015.

Tren penjualan properti sedang melandai sejak awal tahun sehingga perusahaan pengembang mencari ceruk pasar yang masih gemuk. Olivia mengatakan perseroan kini berfokus menjual hunian dengan banderol harga di bawah Rp 500 juta, yakni di rentang Rp 250-450 juta. "Fokus kami sekarang di middle low, tapi bukan low end," ucapnya.

Olivia menuturkan pengalihan segmen dilakukan menyusul penjualan properti di segmen atas yang kian lesu. Terlebih, indeks konsumen juga kian terjerumus ke level pesimistis.

Survei Bank Indonesia menunjukkan, per September 2015, indeks keyakinan konsumen (IKK) tercatat 97,5 atau di level terendah dalam lima tahun terakhir. Porsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi menurun dari 69,2 persen pada Desember 2014 menjadi 68,5 persen pada September 2015.

Hingga akhir 2015, Metland memproyeksikan pendapatan pra-penjualan bisa mencapai Rp 1,29 triliun. Adapun, berdasarkan laporan keuangan per Juni 2015, pendapatan perseroan mencapai Rp 527,23 miliar. Sebesar Rp 278 miliar di antaranya berasal dari penjualan hunian.

Sebelumnya, para pengembang residence dan produsen industri properti berlomba-lomba menghadirkan penawaran dalam pameran Jakarta Property Week (JPW) di Balai Kartini, Jakarta, pekan lalu. Pengembang memikat calon pembeli, dari kemudahan pajak, lokasi strategis, hingga konsep rumah prefabrikasi, yang ikut bersaing dengan keunikannya yang ramah lingkungan.

Konsep perumahan atau kompleks hunian yang ditawarkan di JPW cukup beragam, selain dari desain bangunan dan lokasi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat masa kini. Terlebih untuk masyarakat Ibu Kota, para pengembang berusaha memberikan fasilitas dan kemudahan untuk menaikkan potensi mereka dalam merambah pasar.

AGUSSUP | BISNIS.COM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agus Supriyanto

Agus Supriyanto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus