Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Pengganti Bambu Getih Getah, Ini Instalasi Bronjong Rp 150 Juta

Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan pembuatan Intalasi Bronjong, pengganti bambu Getih Getah menelan biaya Rp 150 juta.

22 Agustus 2019 | 03.59 WIB

Dinas Kehutanan DKI memasang instalasi Gabion atau Bronjong di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, 21 Agustus 2019. Instalasi Gabion menjadi pengganti Instalasi Getih Getah yang telah dirobohkan. TEMPO/Imam Hamdi
Perbesar
Dinas Kehutanan DKI memasang instalasi Gabion atau Bronjong di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, 21 Agustus 2019. Instalasi Gabion menjadi pengganti Instalasi Getih Getah yang telah dirobohkan. TEMPO/Imam Hamdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan pembuatan Instalasi Gabion atau Bronjong, pengganti instalasi bambu Getih Getah menelan biaya Rp 150 juta.

Instalasi Bronjong tersebut menjadi pengganti instalasi bambu Getih Getah, di Bundaran HI, Jakarta Pusat, yang telah dirobohkan pada 17 Juli lalu. "Anggaran pembuatan instalasi dari dana kami," kata Suzi saat dihubungi, Rabu, 21 Agustus 2019.

Gabion merupakan anyaman kawat yang diisi batu. Gabion atau bronjong biasanya digunakan untuk melindungi dan memperkuat tebing tanah, baik di lereng sungai atau lereng tanggul. Selain itu, Bronjong berfungi untuk  melindungi tepi sungai terhadap aliran air dan juga erosi.

Instalasi Bronjong ini lebih murah dibandingkan pembuatan Instalasi Getih Getah yang memakan biaya Rp 550 juta. Intalasi Bronjong dirancang sendiri oleh tim yang ada di Dinas Kehutanan DKI.

Intalasi ini terdiri dari tiga bronjong yang berbeda ukuran dengan ketinggian 2-4 meter. Masing-masing bronjong berbentuk balok itu mewakili elemen air, tanah dan udara. Di dalam bronjong diisi batu karang dan di atasnya dan sekitarnya terdapat sejumlah tanaman penyerap polutan. Salah satunya bugenvil. "Kami ingin menghadirkan instalasi yang bernuansa alami."

Ia menjelaskan Gubernur DKI Jakarta memberikan kebebasan Dinas Kehutanan dalam berkreasi membangun instalasi ini. Bagi gubernur, kata dia, "Intalasi yang dibangun yang penting kreatif dan alami serta menggunakan material khas Indonesia."

Bronjong ini disebut lebih kuat dari instalasi sebelumnya. Bahkan, instalasi ini bisa dipasang permanen. "Karena ketahanannya lebih kuat. Bisa dipasang permanen atau bisa diganti juga mau," ujarnya.

Seni instalasi Getih Getah sebelum digantikan bronjong dibangun untuk memeriahkan perhelatan Asian Games 2018, sekaligus memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73. Nama Getih Getah bermakna Merah Putih. Peresmian instalasi Getih Getah dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 16 Agustus 2018.

Belum genap setahun, bambu Getih Getah  di Bundaran HI dibongkar. Instalasi karya seniman Joko Avianto itu dirubuhkan oleh petugas Dinas Kehutanan DKI Jakarta pada Rabu malam, 17 Juli 2019.

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Imam Hamdi

Bergabung dengan Tempo sejak 2017, setelah dua tahun sebelumnya menjadi kontributor Tempo di Depok, Jawa Barat. Lulusan UPN Veteran Jakarta ini lama ditugaskan di Balai Kota DKI Jakarta dan mendalami isu-isu human interest.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus