Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Pengusaha Hutan Cegah Dini Kebakaran Hutan  

Pencegahan dini perlu dilakukan karena diprediksi musim

kemarau pada 2016 terjadi lebih awal dibandingkan pada 2015.

8 Maret 2016 | 14.00 WIB

Ilustrasi Kebakaran Hutan. (ilustrasi: kendra paramita, rizal zulfadli)
Perbesar
Ilustrasi Kebakaran Hutan. (ilustrasi: kendra paramita, rizal zulfadli)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Palembang - Ketua Komisariat Daerah Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Sumatera Selatan Iwan Setiawan mengatakan anggota APHI akan melakukan upaya pencegahan dini kebakaran hutan agar tidak terulang seperti yang terjadi tahun lalu.

Menurut Iwan, pencegahan dini perlu dilakukan karena diprediksi musim kemarau pada 2016 terjadi lebih awal dibandingkan pada 2015. Kemarau dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan yang berujung pada bencana kabut asap.

Iwan menjelaskan, semua anggota APHI Sumatera Selatan telah menyiapkan upaya pencegahan berupa manajemen tata air di lahan gambut, membangun sistem deteksi dini, dan menyiapkan perangkat pengendalian kebakaran. "Kebakaran itu multidimensi dan kompleks sehingga perlu upaya pengendalian bersama-sama," katanya, Selasa, 8 Maret 2016.

Iwan mengatakan pada 2016 APHI juga akan melakukan penguatan kerja sama dengan institusi pemerintah, para ahli lingkungan dan kehutanan, serta masyarakat. Berdasarkan pengalaman, penyebaran titik panas ada di kawasan hutan, termasuk hutan konservasi, dan nonkawasan hutan, seperti perkebunan dan lahan milik masyarakat.

Untuk sistem deteksi dini, APHI sudah bekerja sama dengan Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia (Persaki). Dalam sistem ini, APHI berperan mendistribusikan data titik panas (hotspot) hingga ke tingkat tapak dan memastikan setiap anggota mengambil respons yang tepat. "Kami juga melakukan pelatihan dan peningkatan kapasitas Masyarakat Peduli Api," ujar Iwan.

Saat ini terdapat 274 unit manajemen pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) hutan alam yang menjadi anggota APHI dengan luas wilayah kelola 24,5 juta hektare. Sedangkan untuk IUPHHK hutan tanaman industri (HTI) terdapat 154 unit manajemen dengan wilayah kelola 7,4 juta hektare.

Iwan mengatakan tidak semua pemegang IUPHHK menjadi anggota APHI karena sifatnya yang sukarela. Meski demikian, Iwan optimistis mereka dapat berperan aktif dalam melakukan pencegahan dini kebakaran hutan.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan kebakaran hutan yang berdampak kabut asap tidak boleh terjadi lagi pada 2016. Menurut dia, kabut asap tidak hanya merusak nama daerah, tapi juga nama Indonesia secara keseluruhan.

Alex mengatakan yang dilakukan APHI dan semua pemangku kepentingan merupakan langkah yang tepat dan cepat. "Tidak boleh ada kejadian besar seperti tahun sebelumnya," ucapnya.

PARLIZA HENDRAWAN


 


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Abdul Djalil Hakim.

Abdul Djalil Hakim.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus