Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di bekas puluhan Kios Lenggang Jakarta yang kini hitam, garis kuning polisi masih melintang di tiang besi yang legam bekas kena bara. Tidak banyak yang tinggal selain tumpukan panci atau atap seng reot miring nyaris roboh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebakaran pada Kamis subuh, 31 Maret lalu, menghanguskan 204 kios pedagang yang berlokasi di sekitar IRTI Monas, Jalan Merdeka Selatan, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. 180 kios suvenir dan 24 kios kuliner ludes, bersama toilet, gudang koperasi, kantor Dishub, dan musala. Total kerugian mencapai Rp20 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian kios pedagang yang luput dari kebakaran masih berjualan di dekat gerbang parkir IRTI. Namun ratusan kios yang agak ke dalam, yang dulu berdiri di lahan seluas 700 meter persegi, tidak lagi tersisa kecuali rangka besi hitam berserakan hampir tertimpa atap seng reot.
Salah satu pemilik kios bernama James Laleno, baru saja tiba dengan sepeda motor lalu duduk menceritakan tentang subuh nahas itu. Kios makanannya hangus sebab api sempat menyalip sekat pemisah antara kios penjual suvenir dan kuliner.
Kondisi puing-puing kios pasca kebakaran di kawasan Monas, Jakarta, Kamis, 31 Maret 2022. Sebanyak 172 kios lenggang Jakarta terbakar yang diduga akibat korsleting listrik dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,2 miliar. TEMPO/Muhammad Hidayat
“Kios itu sengaja dibakar anak buahnya Dasrul, WST, karena sakit hati,” kata James yang juga ketua pengawas Koperasi Kios Lenggang Jakarta.
Unsur pembakaran terbukti dalam rekaman CCTV, kata David, pedagang lain. James dan David mengatakan mereka di lokasi saat api sudah membesar bada subuh. Tersangka WST, kata James, membakar kios sepatu dan tas Dasrul dengan kertas yang terbakar kemudian ditinggal.
“Dia memang sengaja karena dalam rekaman CCTV terlihat mengawasi sekitar sebelum meninggalkan kertas yang terbakar,” katanya.
Pelaku pembakaran berselisih dengan juragan kios
James enggan lebih jauh menceritakan apakah sakit hati tersangka kepada bosnya karena asmara sesama jenis atau hal lain, namun ia menceritakan sebelum pembakaran keduanya memang berselisih.
James mengatakan saat ini tinggal menunggu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membangun kembali kiosnya dan pedagang lain. Ada pembicaraan tentang itu, katanya, tetapi belum pasti kapan pembangunan kembali kios dimulai.
“Ada pembicaraan untuk membangun kembali. Tetapi memang tidak ada pembicaraan soal ganti rugi,” katanya.
Kondisi puing-puing kios pasca kebakaran di kawasan Monas, Jakarta, Kamis, 31 Maret 2022. Sebanyak 172 kios lenggang Jakarta terbakar yang diduga akibat korsleting listrik dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,2 miliar. TEMPO/Muhammad Hidayat
Para pegadang tidak terlalu menuntut ganti rugi, namun mereka berharap Pemprov DKI kembali membuka kawasan Monas agar bisa meringankan beban pedagang korban kebakaran. Para pedagang mengatakan mereka membayar retribusi sebesar Rp150 ribu per bulan ke Pemprov DKI, namun sejak Monas tutup, mereka bukan hanya tidak meraup untung, tetapi juga kesulitan membayar retribusi.
Pedagang berharap Kios Lenggang Jakarta segera dibuka lagi
“Harapan pedagang kios Lenggang Jakarta agar Monas dibuka kembali supaya bisa meringankan biaya kerugian. Dengan begitu keadaan ekonomi kami berangsur pulih sambil menunggu tempat itu di bangun kembali,” kata David.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan Pemprov DKI masih menunggu keputusan Gubernur untuk memutuskan kapan Monas akan dibuka.
“Tapi kan sekarang Ramadan, kita tunggu waktu yang tepat dan mungkin habis lebaran,” kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, 4 April 2022.
Riza mengatakan pemerintah masih membahas untuk pembangunan kembali lapak UMKM Lenggang Jakarta agar Kios Lenggang Jakarta yang hangus terbakar bisa ditempati lagi oleh pedagang.