Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Direktur Sarana dan Prasarana Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Jumardi mengatakan, reaktifasi Stasiun Pondok Rajeg dipastikan bakal dimulai dalam hitungan bulan pada 2022 ini. Segala persiapan tengah dilakukannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kegiatan pembangunan untuk reaktifasi Stasiun Pondok Rajeg saat ini sedang proses evaluasi dokumen tender di Biro LPPBMN,” kata Jumardi dikonfirmasi Tempo, Sabtu 5 Februari 2022.
Jumardi menjelaskan kontrak diperkirakan terjadi pada bulan Maret 2022 sehingga pengerjaan diharapkan dapat dilakukan sebulan setelahnya atau pada April 2022. “Pembangunannya bertahap, mulai dari mengangkat track untuk membuat elevasi track posisi rata pada emplacement stasiun,” kata Jumardi.
Ia menuturkan saat ini kondisi track di Stasiun Pondok Rajeg terdapat kemiringan. Jika tidak diratakan akan berdampak pada kereta saat berhenti. “Kondisi existing track, gradien 18 per seribu (miring), beresiko untuk pemberhentian KRL, bisa melorot,” kata Jumardi.
Pengangkatan track akan dilakukan pada sisi barat dan sisi timur stasiun dengan masing masing 1,49 meter sisi barat dan 0,21 meter sisi timur. Pengangkatan bakal dilakukan per 20 cm.
Setelah pengangkatan track, pengerjaan dilanjutkan dengan penambahan peron stasiun agar muat untuk Kereta Rel Listrik (KRL) dengan rangkaian atau Stemformation (SF) 12 gerbong yang saat ini digunakan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). “Panjang peron saat ini hanya 60 meter, karena dulu hanya untuk KRD (Kereta Rel Diesel) dengan SF 2 kereta,” kata Jumardi.
Menurut Jumardi, pengerjaan itu ditargetkan selesai akhir 2022 dengan menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 20 miliar. Namun, pengguna Commuter Line belum dapat menggunakan stasiun tersebut setelah pengerjaan di tahun ini, karena ada pekerjaan lanjutan pada 2023.
“Karena anggaran tahun ini tidak cukup untuk menyelesaikan bangunan, tahun ini tersedia Rp 16 miliar, jadi BPTJ mengusulkan anggaran tambahan untuk penyelesaian bangunan kemungkinan anggaran tahun 2023,” kata Jumardi.
Pada 2023, Jumardi mengatakan, akan dilakukan pekerjaan pembangunan bangunan stasiun Pondok Rajeg lanjutan termasuk penyesuaian sistem persinyalan.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA