Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Redaktur Pelaksana Politik dan Hukum Majalah Tempo, Stefanus Pramono, membagikan salah satu resep dari dapur perusahan medianya yang hari ini berulang tahun ke-50. Pria yang akrab disapa Pram itu membagikan resep tersebut dalam talkshow Resep dari Dapur Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Tentu di Tempo ada hukum ya, kami tidak boleh menolak penugasan. Ini menjadi pegangan kami semua yang ada di Tempo," kata Pram, Sabtu petang, 6 Maret 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hukum 'tidak boleh menolak penugasan' itu juga berlaku untuk perintah meliput daerah konflik. Pram sendiri pernah ditugaskan meliput konflik di Suriah pada 2012. Liputan di Suriah yang berjudul Para Yudas Tentara Assad itu diakui Pram sebagai salah satu tugasnya yang paling menarik.
Baca juga: Resep dari Dapur Tempo: Mempertahankan Jurnalisme Naratif
Pram mengatakan bekal untuk meliput di daerah konflik seperti Suriah yaitu harus berani. Dia menceritakan, Pemimpin Redaksi Majalah Tempo kala itu, Arif Zulkifli, berpesan kepadanya bahwa masuk ke Suriah terlebih dahulu adalah yang terpenting.
"Di sana kita akan menemukan pintu. Kalau dari sini kita tidak bisa, kita akan menemukan pintu-pintu lain di sana."
Pram bukan satu-satunya wartawan Tempo yang meliput konflik di Suriah. Wartawan Husein Abri Dangoran juga pernah ditugaskan ke sana pada 2019. Hasil liputan dari Husein berjudul Nestapa di Negeri Syam.
"Waktu itu strateginya yang penting bisa masuk dulu ke Suriah," kata Husein menceritakan kiatnya.
Baca: Cerita Wartawan Tempo: Kopi Saset Pembuka Akses ke WNI Eks ISIS
"Akhirnya bisa masuk di pertengan Mei 2019, itu harus berlapis-lapis perbatasan, dan akhirnya bisa meliput di kamp ISIS," cerita Husein yang disampaikan dalam talkshow Resep dari Dapur Tempo.
M YUSUF MANURUNG