Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wajah Andri, 30 tahun, tampak lega setelah menenteng satu kardus berisi atribut pengemudi Go-Jek. Untuk mendapatkan atribut itu, sarjana jurusan ilmu komunikasi dari universitas swasta di Jakarta ini rela antre di bahwa terik matahari bersama ribuan pelamar lain untuk menyelesaikan proses rekrutmen menjadi pengemudi Go-Jek.
"Saya sudah antre sejak pukul 8 pagi, jadi delapan jam saya menunggu sampai selesai," katanya saat ditemui di Hall A Lapangan Basket Senayan, Jakarta Selatan, Jumat, 14 Agustus 2015. Sejak Selasa lalu, di seputaran Senayan terlihat ribuan orang antre untuk mendaftar menjadi pengemudi ojek online, yakni Go-Jek dan Grab Bike.
Andri mengaku tertarik menjadi pengemudi Go-Jek untuk menambah pemasukannya setiap bulan. Dia mengamati teman-temannya yang sudah bergabung dengan Go-Jek lebih dulu dan mampu meraup penghasilan rata-rata Rp 4 juta per bulan. Padahal teman-temannya juga punya pekerjaan lain.
Sedangkan Andri sehari-hari mengurusi usahanya yang bergerak pada bidang makanan di daerah Ciledug, Jakarta Selatan. Sebelum mendaftar Go-Jek, Andri terlebih dulu mendaftarkan kafenya dalam jaringan Go-Food, yang ada pada aplikasi Go-Jek. "Supaya kerjanya sekalian. Bisa narik penumpang dan juga antar makanan," ujarnya.
Alasan lain, kata Andri, lebih menyenangkan menjadi pengemudi Go-Jek daripada kerja kantoran. Dia lebih mempunyai banyak waktu luang dibanding bekerja di kantor. “Saya juga tak suka duduk diam di belakang meja seperti kebanyakan teman-teman.”
Tak hanya Andri, Hermawan, seorang sarjana jurusan penyiaran, juga memilih melamar menjadi pengemudi Go-Jek. Bukan karena belum punya pekerjaan, Hermawan bahkan telah bekerja di beberapa media televisi dan kini bekerja lepas di perusahaan event organizer. “Lumayan, kan, bisa menambah pemasukan.”
Jika perusahaan Go-Jek melakukan rekrutmen besar-besaran pada 11-14 Agustus, pesaingnya, GrabBike, juga tak mau kalah. GrabBike membuka lowongan massal yang digelar di Plaza Barat Gelora Bung Karno, Rabu lalu. Dalam acara bertajuk “GrabBike Kingdom” ini, ada 3.000 orang yang menjadi pengemudi ojek baru.
Pratama, 27 tahun, salah satu pelamar GrabBike, mengatakan memilih mendaftar menjadi pengemudi GrabBike karena persyaratannya mudah. Sarjana perguruan tinggi swasta yang baru lulus tahun lalu ini mengaku mempunyai banyak waktu luang. Sebab, pekerjaannya saat ini di sebuah biro iklan lebih banyak dilakukan pada malam hari. “Saya pagi dan siang punya banyak waktu luang.”
Kiki Rizki, Country Head Marketing GrabTaxi Indonesia, mengatakan persyaratan para pelamar mudah. Menurut Kiki, mereka wajib memiliki surat izin mengemudi, sepeda motor, usia maksimal 50 tahun, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki salah satu berkas jaminan berupa BPKB, ijazah, buku nikah, maupun kartu keluarga. “Peminatnya dari berbagai kalangan,” tutur Kiki.
Rekrutmen tidak berakhir pekan ini. Go-Jek masih akan menjaring peminat yang tak tertampung dalam rekrutmen sebelumnya. Kepala Sumber Daya Manusia Go-Jek Monica Oudang mengatakan calon pengemudi Go-Jek diberi waktu untuk mendaftarkan diri pada 18-21 Agustus dan 25-28 Agustus. "Yang jelas, kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa pun yang mau gabung dengan Go-Jek," ucap Monica.
YOLANDA RYAN ARMINDYA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini