Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kerabat Kinara, 4, yang selamat dari pembunuhah sekeluarga di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, tidak ingin anak tersebut diasuh oleh orang lain.
"Kinara hanya diasuh oleh keluarga dekat atau dianggap sebagai famili, bukan pihak lain," ujar Murniati, 58, nenek kandung Kinara, saat ditemui, di Mabar, Minggu 16 April 2017.
Baca: Pelarian Sia-sia Andi Lala Si Pembunuh Sadis Satu Keluarga di Medan
Murniati menyebutkan, Kinara merupakan cucu kesayangan satu-satunya yang selamat pada peristiwa pembantaian satu keluarga di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan Minggu 9 Apriul 2017 pagi itu. Ia yakin, selamatnya Kirana merupakan kehendak dari Allah yang tak bisa diprediksi manusia.
"Meskipun kedua orang tuanya telah tiada, Kinara harus dapat diasuh hingga tumbuh dewasa dan bisa menamatkan pendidikan di Perguruan Tinggi (PT)," tutur Murniati.
Ia menambahkan, Kirana tak bisa dipisahkan dari keluarganya. Ia tak akan memberi hak asuh Kirana kepada orang lain. Murniati berujar, Kinara menjadi pengganti Rianto yang telah tiada.
Baca: Ayah Korban Pembunuhan Satu Keluarga Ingin Andi Lala Dihukum Mati
Murniati mengaku belum bisa melupakan Rianto. Di matanya, sang anak baik, jujur, patuh dan selalu berbakti kepada kedua orang tuanya. "Kami harus bisa menjadikan Kinara, puteri bungsu Rianto, menjadi anak yang berguna bagi keluarga, bangsa dan negara," kata Murniati.
Adapun lima korban yang tewas adalah Rianto (40) dan isterinya Riyani (35), dua anaknya Syafa Fadillah Hinaya (15) dan Gilang Laksono (11) dan mertuanya bernama Marni (60). Kinara yang masih berusia 4 tahun merupakan putri bungsu Rianto. Saat ditemukan, ia dalam keadaan kritis dan sempat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Medan.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini