Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Slogan NU Jas Hijau: Jangan Sekali-kali Lupakan Jasa Ulama

Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Kota Kediri menggaungkan slogan Jas Hijau di hari kemerdekaan ini.

20 Agustus 2017 | 07.01 WIB

TEMPO/ Wahyu Setiawan
Perbesar
TEMPO/ Wahyu Setiawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Kota Kediri menggaungkan slogan Jas Hijau di hari kemerdekaan ini. Jas Hijau adalah singkatan dari Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama.

Dalam rangkaian peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72, sejumlah pengurus Nahdlatul Ulama di Kota Kediri ramai-ramai mengkampanyekan slogan tersebut. Slogan ini terpampang di baliho peringatan hari merdeka di sejumlah tempat umum. "Itu inisiatif kawan-kawan sendiri," kata KH Abu Bakar Abdul Jalil, Ketua PCNU Kota Kediri kepada Tempo, Sabtu 19 Agustus 2017.

Meski bukan merupakan instruksi pengurus cabang, namun Gus Ab, panggilan KH Abu Bakar Abdul Jalil, mendukung kampanye tersebut sebagai bagian dari penghormatan peran ulama. Menurut dia, peran ulama nyaris disingkirkan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Padahal kiprah mereka sangat besar dalam menggalang perlawanan berbasis pondok pesantren.

Baca: Soal Full Day School, NU Ancam Tak Dukung Jokowi di Pilpres 2019

Peran para ulama inilah, menurut Gus Ab, perlu digaungkan kembali agar masyarakat Indonesia mengetahui jika kemerdekaan bangsa ini bukan merupakan hasil perjuangan beberapa kelompok saja. Bahkan, penetapan Hari Santri sebagai hari nasional oleh Presiden Joko Widodo menjadi bukti pengakuan negara atas peran santri pondok pesantren atas lahirnya Indonesia.

Karena itu bukan bermaksud menggeser slogan Jas Merah yang dipopulerkan Proklamator Soekarno, slogan Jas Hijau diluncurkan sebagai pengingat akan peran ulama. Tak hanya mengingat semangat perjuangannya, nilai kerendahan hati, keimanan, serta toleransi kepada sesame juga patut digali kembali di era kemerdekaan saat ini. "Itulah alasan kami berharap peringatan kemerdekaan dilakukan dengan sederhana di pondok-pondok," ujar Gus Ab.

Hal ini setidaknya sudah dilakukan ribuan santri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri yang melakukan renungan dan kirim doa kepada para pahlawan di malam jatuhnya hari kemerdekaan. Tanpa hura-hura dan hiburan yang ramai, mereka berkumpul di aula Lirboyo untuk mendengarkan tauziyah kemerdekaan.

Baca: Penganut Islam Aboge dan NU Berbaur Rayakan Idul Fitri

Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kiai Oing Abdul Muid mengatakan peran santri dalam perjuangan bangsa sangat besar. Pondok pesantren ini juga aktif mengirimkan laskar mereka untuk membantu pajurit mengusir penjajah. "Bahkan lahirnya Kodam V Brawijaya juga atas peran kiai Lirboyo," katanya.

Simak berita menarik lainnya soal NU hanya di kanal Nasional Tempo.co.

HARI TRI WASONO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amri Mahbub

Amri Mahbub

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus