Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Selatan Marullah belum membeberkan rencana pemerintah untuk mengurusi ratusan rumah warga korban kebakaran di Kampung Bali Matraman, Manggarai. Dia juga menyatakan belum bisa memastikan apakah pemerintah daerah bakal membangun kembali rumah-rumah tersebut atau memindahkannya.
"Itu nanti, kami sekarang lagi fokus penanggulangan korban," ujar Marullah kepada Tempo, Ahad, 14 Juli 2019. "Yang paling penting sekarang ada makanan, dan ada pakaian untuk mereka."
Baca: Kebakaran di Pemukiman Manggarai, Warga Berjuang Padamkan Api
Kebakaran di lokasi padat penduduk itu terjadi pada Rabu, 10 Juli 2019. Camat Tebet Dyan Airlangga mengatakan, 100-150 rumah hangus dalam peristiwa itu. Diperkirakan 300 keluarga menjadi korban terdampak. Api melahap bangunan di total enam RT di RW 07 tersebut.
Dyan mengatakan ratusan rumah itu berdiri di tanah milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). "Sebagian besar penghuni dulu orang tuanya adalah pensiunan PT KAI, tapi ada juga mungkin orang luar," kata Dyan di SD Negeri Manggarai 05, posko pengungsian korban kebakaran pada Rabu, 10 Juli 2019.
Mayoritas bangunan di sana berupa kontrakan semi permanen. Bangunan, kata dia, terbuat dari tembok semen di bagian bawah dan kayu pada bagian atas.
Warga yang menjadi korban disediakan posko pengungsian di tiga lokasi, yaitu SD Negeri Manggarai 05, Puskesmas Manggarai, dan Masjid Nurul Huda. Untuk penampungan di sekolah, hanya dipakai hingga hari ini, Minggu, 14 Juli 2019.
Baca juga: 300 KK Terdampak Kebakaran di Permukiman Manggarai
Menurut Dyan, status tanggap darurat juga akan berlangsung hingga hari ini. Dia mengatakan para korban kebakaran di Manggarai bisa pindah ke rumah keluarganya setelah 3-4 hari di posko pengungsian. "Sambil rumah mereka dibangun kembali."
M. YUSUF MANURUNG
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini