Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Sekretaris Daerah atau Sekda DKI Saefullah meninggalkan kesan luar biasa, bukan hanya sekedar kolega rekan kerja, tapi sahabat hingga ayah bagi semua orang yang mengenalnya.
"Bagi hampir semua kita, beliau bukan sekadar kolega, bukan sekadar teman kerja. Pak Sekda adalah sahabat. Dan bagi yang junior sering dipandang sebagai ayah," kata Anies di Jakarta, Rabu, 17 September 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca Juga: Selain Terinfeksi Covid-19, Sekda DKI Mengidap Penyakit Jantung dan Asam Lambung
Salah satu bukti kecilnya adalah selama enam bulan lebih Jakarta bergumul dengan Covid-19, Saefullah setiap hari, setiap waktu bekerja siang-malam bersama-sama untuk memerangi wabah Covid-19 demi melindungi keselamatan warga Jakarta, tanpa pernah diduga, Saefullah sendiri yang terpapar Virus Novel Corona jenis baru ini.
Karena itu, kata Anies, adalah tanggung jawab masyarakat Jakarta saat ini untuk meneruskan yang telah dikerjakan oleh pria asli Betawi tersebut, termasuk kebaikan-kebaikan yang telah ditorehkan di Balai Kota Jakarta.
"Sambil kita ingat bahwa semua kita suatu saat akan mengalami kematian. Kita jalankan amanat ini dengan sebaik-baiknya. Kita pegang amanat ini dengan setinggi-tingginya. Insya Allah kita terlindungi dan kita doakan seluruh warga Jakarta segera terbebas dari wabah Covid-19," ucapnya.
Kepergian Ketua PWNU DKI Jakarta ini juga sebagai seorang pejuang yang tulus ikhlas dengan memerangi Covid-19 siang dan malam, kata Anies, merupakan pesan bagi masyarakat bahwa Covid-19 ini bukanlah sesuatu yang ringan, namun sesuatu yang perlu penanganan dan keseriusan dari setiap pribadi kita.
"Sekali lagi, saya mohon kepada semua, doakan dan sempatkan untuk Salat Gaib. Dan bagi yang beragama berbeda, selenggarakan di tempat ibadahnya masing-masing, memberikan doa khusus untuk pak Sekda," tuturnya.
Sekda DKI Jakarta, Saefullah tutup usia pada Rabu pukul 12.55 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pada usia 56 tahun.
Sebelumnya Saefullah menjalani perawatan di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan sejak 8 September 2020 hingga akhirnya dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto pada Minggu dinihari, 13 September 2020.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengonfirmasi Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah meninggal dunia akibat kerusakan jaringan paru-paru, efek dari paparan Covid-19.
Widyastuti menjelaskan bahwa Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible dengan ARDS bagi pasien terkonfirmasi Covid-19.
"Siang ini, Bapak Sekda kita, Bapak Saefullah, telah berpulang. Bapak Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible dengan ARDS, yaitu kerusakan pada jaringan paru akibat infeksi Covid-19, sehingga menyebabkan gagal napas yang tidak dapat diperbaiki," kata Widyastuti dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Hal ini, lanjut Widyastuti, dikarenakan tidak bisa terjadi pertukaran oksigen yang memadai di dalam tubuh almarhum.
Almarhum Saefullah, diputuskan untuk tidak dimakamkan di pemakaman khusus Covid-19 di Pondok Ranggon atau Tegal Alur. Namun dikebumikan di makam keluarga di Rorotan Jakarta Utara.
Sebelum dikebumikan di peristirahatan terakhirnya, Saefullah terlebih dahulu diberikan penghormatan terakhir dalam upacara pelepasan jenazah almarhum di Pendopo Balai Kota Jakarta, Rabu, sekitar pukul 15.00 WIB.
Saefullah telah menjabat sebagai Sekda DKI sejak 17 Juli 2014. Sebelumnya, Saefullah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat pada tahun 2008-2014.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini