Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jakarta – Lembaga kajian strategis yang berfokus pada pembangunan kesehatan, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), merilis sigi terbarunya tentang Covid-19 di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Survei itu menghasilkan temuan hampir 30 persen--atau tepatnya 29,9 persen--penduduk di Tanjung Priok telah terinfeksi virus corona pada Februari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa penularan jauh lebih besar dari yang terlaporkan. Hal ini sesuai dengan observasi kami berkenaan dengan jumlah tes yang belum optimal serta keterbatasan kemampuan lacak kasus di Indonesia,” ujar Direktur Kebijakan CISDI Olivia Herlinda dalam keterangannya, Kamis, 10 Juni 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
CISDI menggunakan metode tes serologi atau pengambilan sampel darah dalam penelitiannya. Survei ini diikuti 3.196 responden berusia 15-65 tahun di 42 RW dan tujuh kelurahan di Tanjung Priok.
Temuan CISDI menunjukkan penyebaran Covid-19 di Tanjung Priok Jakarta Utara lebih tinggi 12 kali lipat ketimbang jumlah kasus yang terlaporkan.
Hasil surveinya juga menampilkan bahwa perempuan 1,2 kali lebih rentan terinfeksi Covid-19 dibandingkan laki-laki. Selain itu, kelompok responden berusia 45-65 tahun lebih rentan terinfeksi virus corona ketimbang kelompok umur remaja usia 15-18 tahun.
Pengukuran korelasi sederhana antara tingkat seropositif dan persentase rumah tangga miskin pada level RW menunjukkan penyebaran infeksi Covid-19 di Kecamatan Tanjung Priok kemungkinan besar tidak berhubungan dengan tingkat kemiskinan.
Penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung memiliki mitigasi penyebaran virus yang lebih baik, khususnya memakai masker dan menjaga jarak.
Warga yang bekerja di sektor formal juga menunjukkan perilaku pencegahan virus corona yang sedikit lebih disiplin ketimbang mereka yang bekerja di sektor informal. CISDI berharap pemerintah dapat mengkaji hasil penelitian lembaga tersebut.
“Meski kebijakan vaksinasi +18 tahun telah mulai bergulir, kami terus mendorong pemerintah untuk meningkatkan kemampuan 3T, membuat kebijakan yang mendukung 3M, serta mempercepat vaksinasi khususnya pada kelompok lansia melalui puskesmas dengan pendekatan serta penjangkauan khusus,” ujar Olivia ihwal temuan baru di Tanjung Priok tersebut.
Baca juga : Lagi, Satu RT di Cilincing Lockdown Mikro
#Jagajarak
#Pakaimasker
#Cucitangan
FRANCISCA CHRISTY ROSANA