Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler kanal Metro Tempo.co sejak kemarin hingga pagi ini, Senin, 4 April 2022 diawali dengan kisah seorang lansia di Bogor yang diduga jadi korban mafia tanah. Lahan milik keluarganya seluas 9 hektare berganti nama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita lain yang populer dan banyak dibaca masih seputar kasus dugaan pencurian anjing oleh seorang pecinta hewan di Tangerang. Pihak Polres Metro Tangerang berdalih proses hukum terhadap terduga pencuri sudah sesuai prosedur.
Ada pula artikel soal Cristine, wanita yang diduga mencuri anjing, blak-blakan kepada Tempo tentang kronologis dia mencoba menyelamatkan anjing hingga berujung dipolisikan.
Berikut 3 berita terpopuler di kanal Metro Tempo.co:
1. Kapolres Tangerang Anggap Proses Terhadap Terduga Pencuri Anjing Sesuai Prosedur
Kapolres Metro Tangerang Komisaris Besar Komarudin menyatakan penyidik Polsek Cipondoh telah menjalankan proses hukum dugaan pencurian anjing dengan terlapor Cristine sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). "Sangat normatif, ada laporan, menindaklanjuti laporan dan memeriksa terlapor dan pelapor," ujarnya saat dihubungi Tempo, Ahad, 3 April 2022.
Hal ini disampaikan Komarudin menanggapi dilaporkannya Kapolsek dan penyidik Polsek Cipondoh ke Divisi Profesi dan Pengamanan atau Propam Polres Metro Tangerang.
Komarudin mengatakan, boleh-boleh saja melaporkan penyidik ke Propam karena itu hak setiap orang dan warga negara. "Kami lihat saja proses yang akan berjalan untuk menentukan ada kesalahan, kekeliruan atau tidak," ujarnya.
Namun, kata Komarudin, penyidik akan fokus menjalankan proses hukum laporan dugaan pencurian tiga ekor anjing itu. "Yang menyelamatkan gimana, yang mencuri gimana. Hewannya diikat (bukan hewan liar), seperti kambing dijual di pingir jalan. Jika memang klaim terlapor menyelamatkan dan membawa anjing itu ke klinik, mengapa tidak dikembalikan ke pemiliknya," kata Komarudin.
Baca selengkapnya di sini
2. Lansia di Bogor Diduga jadi Korban Mafia Tanah, Lahan 9 Hektare Berganti Nama
Bekerja lebih kurang 35 tahun di Pemerintahan Kota Bogor, tidak menjamin Rudy Yusuf, 72 tahun, luput dari mafia tanah. Rudy dan keluarganya diduga menjadi korban mafia tanah selama belasan tahun dan hingga kini masih berusaha mencari keadilan.
Rudy mengatakan bukti alas hak girik dan leter C tanah yang menjadi sengketa di kelurahan masih nama kakenya dan belum berubah hingga saat ini. Namun pada 1991 muncul sertifikat tanah atas nama orang lain melalui akte pengganti wakaf dari orang yang sudah meninggal sejak 1864. “Negara kita aja belum berdiri," kata Rudy kepada Tempo, Ahad 3 April 2022.
Ia mengatakan lahan waris milik keluarganya itu berada di Parung Banteng, Kecamatan Katulampa, tepatnya di belakang perumahan Summarecon Bogor yang baru dengan luas 9 hektare 430 meter. Rudy mengklaim dari dulu keluarganya lah yang menguasai lahan. Mereka berpegang pada surat girik dan leter C yang ada di kelurahan.
"Girik dan Leter C nya masih atas nama kakek saya, kami juga yang kuasai lahan itu dari dulu. Anehnya bisa terbit sertifikat lahan kami atas nama orang lain melalui proses ajaib, karena sertifikat dan girik berbeda nama. Kalau bukan mafia tanah siapa lagi yang bisa berbuat seperti ini," kata Rudy.
Baca selengkapnya di sini
3. Cerita dan Alasan Cristine Menyelamatkan Anjing hingga Berujung Dipolisikan
Dua hari berturut-turut, Cristine, 30 tahun, menerima laporan berisi pesan dan foto adanya tiga ekor anjing telantar dengan kondisi memprihatinkan. "Laporan itu datang dari warga sekitar ke whatsapp saya," ucap dia saat dihubungi Tempo Sabtu, 2 April 2022.
Cristine baru bisa melihat secara langsung ketiga binatang peliharaan itu pada Selasa, 29 Maret ketika dia mengendarai mobilnya menuju toko sepatu miliknya di kawasan Greenlake City. "Tadinya saya belum mau lihat anjing itu, tapi pas kebetulan lewat dan lihat tiga ekor anjing itu terikat di pinggir jalan, bukan di depan rumah," ujarnya.
Saat itu, kata Cristine, tiga ekor anjing jenis Golden dan Siberia Husky terikat di bawah pohon pinggir jalan Haji Mansur, Cipondoh. Saat didekati kondisi tiga ekor anjing itu, kata dia, sangat memprihatinkan. "Terikat, kepanasan, mereka terlihat kelaparan dan kehausan, tidak ada makanan dan minuman di dekat mereka saat itu," katanya.
Setelah dia amati, kondisi anjing Golden secara fisik cukup parah. "Matanya infeksi, di bagian tubuhnya banyak luka, satu Husky berjalan pincang," kata Cristine. Saat itu, dia sempat memberikan makan anjing-anjing itu sambil menunggu pemilik anjing itu datang.
Baca selengkapnya di sini