Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palangkaraya - Universitas Palangkaraya menggelar acara panen perdana buah balangeran di halaman Fakultas Pertanian hari ini, Kamis, 4 Februari 2016.
Dekan Fakultas Pertanian Cakrabirawa mengatakan balangeran hanya tumbuh di area gambut dan cepat tumbuh jika disandingkan dengan tumbuhan gambut lain. "Spesies ini termasuk tumbuhan yang dilindungi. Saat ini kami sudah menanam 150 batang," ucapnya di sela-sela acara.
Acara tersebut dihadiri Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hilman Nugroho, Penjabat Gubernur Kalimantan Tengah Hadi Prabowo, civitas academica dari sejumlah universitas, dan ratusan siswa.
Baca: Inilah 10 Besar PTN dan PTS Versi Tempo
Cakrabirawa menjelaskan, kampusnya juga akan mengembangkan 516 bibit pohon meranti merah dan putih, tengkawang, ulin, mahoni, gaharu, dan pulai. "Jenis-jenis itu yang tersebar di tujuh lokasi di Palangkaraya," ujarnya. Menurut dia, program ini merupakan wujud nyata dari Universitas Palangkaraya sebagai kampus hijau (green campus) sejak 2014.
Baca: Apa Saja Fakultas-fakultas Favorit, Simak Detilnya
Hilman Nugroho menuturkan pohon balangeran juga bisa dimanfaatkan kayunya untuk rumah atau bantalan rel kereta api. Pohon ini berbunga dalam kurun waktu empat-enam tahun dengan masa tanam sekitar 12 hari. "Setelah itu mati," katanya.
Adapun Hadi Prabowo merespons positif program pengembangan tanaman oleh Universitas Palangkaraya dengan memanfaatkan laboratorium alam yang sangat luas. "Kami tak ingin kebakaran lahan seperti pada 2015 terjadi lagi. Maka kegiatan penanaman pohon balangeran harus didukung semua pihak," ujarnya.
KARANA W.W.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini