Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Untuk Republik, Sultan HB IX Sumbang 6,5 Juta Gulden

Hingga wafat, Sultan dan keraton tak pernah meminta agar sumbangan itu dikembalikan pada kemudian hari.

18 Agustus 2015 | 18.37 WIB

Sri Sultan Hamengkubuwono IX. dok TEMPO/Herry Komar
Perbesar
Sri Sultan Hamengkubuwono IX. dok TEMPO/Herry Komar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Banyak kalangan menilai rekam jejak Sultan Hamengku Buwono (HB) IX sebagai seorang pemimpin sekaligus Raja Keraton Yogyakarta menjadi suri teladan yang tak lekang oleh zaman.

HB IX dalam kiprahnya, pada baik era Sukarno maupun Soeharto, memiliki ciri kepemimpinannya sendiri. Pada era Sukarno, Sultan dianggap banyak berperan dalam berdiri tegaknya republik yang baru saja memproklamasikan kemerdekaannya. Meski kemudian pada era Soeharto peran HB IX kian dikerdilkan, termasuk saat peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret 1949.

Putra HB IX, Gusti Bendara Pangeran Hario Prabukusumo, menuturkan teladan Sultan yang masih diingat keluarga adalah semangat pengabdiannya secara sukarela kepada republik pada masa awal terbentuk. Kala kas negara kosong setelah proklamasi kemerdekaan, HB IX berinisiatif menyumbang sebagian kekayaan yang dimiliki keraton untuk kas negara sekitar 6,5 juta gulden.

“Kalau HB IX anaknya cuma satu, enggak masalah, tetep sugih (tetap kaya) meski menyumbang,” ujar Prabu dalam diskusi Edisi Khusus Majalah Tempo “Teladan Sultan HB IX” di Hotel Sheraton, Yogyakarta, Selasa, 18 Agustus 2015.

Selain Prabukusumo, diskusi yang dipandu Redaktur Eksekutif Majalah Tempo Budi Setyarso ini menghadirkan guru besar sejarah Universitas Gadjah Mada Suhartono dan sejarawan Rushdy Hoesein.

Hingga wafat, ujar Prabu, Sultan dan keraton tak pernah meminta agar sumbangan itu dikembalikan pada kemudian hari. “Kami hanya berharap pemimpin sekarang seperti itu, memberi untuk rakyat, bukan mengambilnya dengan korupsi,” tuturnya.

Dalam diskusi yang berlangsung hangat selama dua jam tersebut, hadir seratusan orang. Dari perwakilan mahasiswa, akademikus, hingga mantan kepala daerah. Mahasiswa yang hadir tak hanya dari Yogya, melainkan juga dari Universitas Parahyangan Bandung. Sedangkan mantan kepala daerah yang datang seperti bekas Wakil Bupati Sleman Yuni Satya Rahayu dan mantan Wali Kota Yogyakarta Hery Zudianto. 

Redaktur Eksekutif Majalah Tempo Budi Setyarso menuturkan, dalam situasi negara yang belakangan masih diwarnai berbagai tindakan korup para elite pejabat dari menteri, aparat penegak hukum, hingga pengacara, keteladanan HB IX memang relevan kembali disuarakan. “Sultan HB IX merupakan pemimpin yang visioner, melihat ke depan apa yang seharusnya dilakukan dan justru memberi arti dan pengaruh besar bagi terbentuknya republik,” ucap Budi.

PRIBADI WICAKSONO




 




 




 




 




 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ali Nur Yasin

Ali Nur Yasin

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus