Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Wali Kota Risma Bangun Sekolah Inklusi Anak-anak Eks Dolly  

Melalui kelas inklusi di SMPN 46 ini, Risma berharap anak-anak Kota Surabaya mendapatkan pendidikan setara.

12 Januari 2017 | 20.40 WIB

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (ketiga kiri) berbincang dengan warga yang sedang menyelesaikan pembuatan sepatu saat peresmian Gang Dolly menjadi kampung wisata, di Surabaya, 21 Februari 2016. ANTARA/Zabur Karuru
Perbesar
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (ketiga kiri) berbincang dengan warga yang sedang menyelesaikan pembuatan sepatu saat peresmian Gang Dolly menjadi kampung wisata, di Surabaya, 21 Februari 2016. ANTARA/Zabur Karuru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan gedung baru SMPN 46 di Jalan Mayjend Sungkono. Gedung baru ini merupakan sekolah inklusi yang dekat dengan kawasan eks lokalisasi Dolly.

“Yang di sini 54 persen dari eks lokalisasi, makanya kemudian saya menaruh perhatian ke sekolah ini,” ujar Risma seusai acara, Kamis, 12 Januari 2017.

Risma menilai keberadaan sekolah baru itu penting untuk menjaga anak-anak tersebut di lingkungan yang sehat. Semula, SMPN 46 berada dalam satu area dengan SDN Pakis 8 Surabaya. “Gabung SD malah enggak sehat. Makanya dipindah dekat sini supaya mereka tidak jauh dan enggak kaget,” ucapnya.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu juga mengucapkan terima kasih kepada guru-guru pengajar kelas inklusi di sekolah tersebut. Melalui kelas inklusi di SMPN 46 ini, ia berharap anak-anak Kota Surabaya mendapatkan pendidikan setara, termasuk bagi anak-anak berkebutuhan khusus dan yang memiliki bakat di luar akademik.

“Untuk kepala sekolah, tolong ruangan yang kosong bisa dipakai untuk studio musik, tari, atau gambar. Saya ingin anak-anak Surabaya bisa mendapatkan ilmu akademik dan non-akademik sejak dini,” ucap Risma.

Menurut dia, anak-anak Surabaya wajib diberi wawasan yang luas karena hal itu merupakan tuntutan zaman. Risma pun tak ingin kondisi finansial menjadi hambatan bagi sekolah untuk berekspresi.

Untuk itu, Risma mengajak para guru dan kepala sekolah tak ketinggalan perkembangan teknologi. Sebab, ia berharap lulusan SMP negeri di sekitar eks lokalisasi ini tak kalah dibanding siswa Surabaya lainnya. “Mungkin kalau dari sisi inteligensinya seperti matematika atau fisika mereka tidak menguasai, ya, sudah kita arahkan ke ekstrakurikuler, misalkan desain, menjahit, atau olahraga,” tuturnya.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Baca juga:
Dituduh Terlibat Rekayasa Kasus Ahok, Ini Kata MUI
Soal Palu-Arit di Uang Baru, Ini Langkah Menteri Sri Mulyani



Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dwi Arjanto

Dwi Arjanto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus