Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - BPK PENABUR Jakarta menggelar kompetisi kemampuan berpikir komputasi atau coding dari tingkat taman bermain (TK) hingga SMA. Code Olympiad bertema New Normal Life menjadi bagian dari K-12 Computer Science Education Fair yang digelar BPK Penabur Jakarta daring dua hari ini, Jumat-Sabtu, 23-24 April 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketua BPK PENABUR Jakarta, Antono Yuwono, mengatakan kompetisi ditujukan bukan hanya memberi kesempatan lomba bagi peserta didik tapi juga edukasi kepada orang tua. "Guna mengembangkan pengetahuan serta kemampuan computer science peserta didik," katanya, Jumat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Antono mengaku tak menyangka kompetisi berhasil menarik jumlah peserta yang cukup besar dari berbagai sekolah dan kota di Indonesia. Tercatat ada sebanyak 956 siswa yang mendaftar untuk Code Olympiad dan 1.211 peserta di acara talkshow yang juga jadi bagian dari K-12 Computer Science Education Fair 2021.
"Tahun ini adalah perdana, dan rencananya akan kami bikin tahunan karena animo yang besar ini," kata Antono lagi.
Kepala TKK 6 PENABUR Dewi Sofa Tjoeng menambahkan, peserta olimpiade coding datang dari belasan kota di Indonesia. Selain Jabodetabek, beberapa lainnya seperti Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Padang, Samarinda, dan Denpasar.
"Kami menggelar lomba ini bekerja sama dengan Coding Bee Academy sehingga bisa menjangkau jumlah peserta yang luas," katanya sambil menambahkan, "Peserta bukan hanya siswa BPK PENABUR, tapi umum."
Dewi yang juga tim panitia acara merinci, ada 196 peserta didik tingkat TK yang terdaftar dan mengirim proyeknya dalam kompetisi kategori Solo Project. Di kategori Parent Team Up ada 93 peserta. Kepada mereka diminta mengembangkan proyek yang telah dicontohkan bertema 'New Normal Life' menggunakan aplikasi Scratch 3.0.
Di tingkat SD, panitia telah menerima 576 hasil karya dari tiga kategori--dengan tema yang sama. Kepada peserta di tingkat ini juga ditetapkan tool yang bisa digunakan adalah Sratch 3.0. Sedang di tingkat SMP dan SMA masing-masing diikuti 51 dan 40 peserta yang saling bersaing menggunakan aplikasi, masing-masing, app inventor dan phyton.
Dewi mengaku terkejut dengan hasil karya yang sudah mengalir dari para peserta tersebut. Tak terkecuali, kata dia, yang berasal dari Solo Project di tingkat TK. Dia menyebut contoh karya game menghindar dari virus corona. Ada pula aplikasi mengatur jaga jarak di minimarket.
"Bagus-bagus banget, bisa diaplikasikan dan bahkan dikomersilkan," katanya sambil berharap anak-anak di Indonesia bisa menjadi inovator program, "Bukan follower."
Lomba yang disiarkan langsung dari kanal YouTube BPK PENABUR Jakarta itu akan berujung pengumuman pemenang besok, Sabtu. Pengumuman usai presentasi dan, khusus untuk tingkat SD sampai SMA, tanya-jawab finalis dengan para juri. BPK PENABUR Jakarta menyediakan sejumlah hadiah untuk enam peserta terbaik di setiap kategori.