Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan AT&T mengakui adanya kebocoran data pribadi 7,6 juta pelanggan eksistingnya dan 65 juta eks pelanggan. Perusahaan telekomunikasi itu mengumumkan telah membuatkan ulang passcode para pelanggan aktifnya yang terdampak kebocoran itu, dan mengatakan bahwa informasi yang tersebar "mungkin mencakup nama lengkap, alamat email, nomor ponsel, nomor keamanan sosial, tanggal lahir, nomor dan passcode akun AT&T."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AT&T memberi kabar itu kepada para pelanggannya melalui email dan surat. Perusahaan memberitahukan data apa saja yang sudah bocor dan apa yang sedang dikerjakannya sebagai respons atas peretasan yang terjadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengumuman dan pengakuan perusahaan kalau datanya telah dibobol--laporan pertama sejak kasus kebocoran pada 2021--datang setelah TechCrunch memberi catatan kerentanan AT&T atas passcode terenkripsinya pada Senin pekan lalu. Sebuah analisis keamanan mengungkap kalau passcode yang ada mudah dibaca.
Belakangan, menurut AT&T, kumpulan data yang bocor diduga data lama. "Data 2019 atau lebih lama lagi dan tidak berisi informasi keuangan pribadi ataupun riwayat telepon."
Perusahaan itu menyatakan sedang bekerja dengan para pakar keamanan siber eksternal untuk menganalisis situasi. Sejauh ini, menurut AT&T, mereka tidak memiliki bukti adanya akses resmi ke sistemnya yang telah disusupi.
THE VERGE, ATT