Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Google telah memblokir pengguna agar tidak dapat mengedit Maps di Ukraina, Rusia, dan Belarusia, menurut BuzzFeed News. Platform itu juga menghapus semua tempat dan kontribusi yang dikirimkan pengguna, seperti foto, video, dan informasi bisnis di negara-negara itu yang dibuat sejak 24 Februari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Raksasa teknologi itu mengambil keputusan itu karena sangat berhati-hati setelah orang-orang mengklaim di jejaring sosial bahwa militer Rusia telah mengandalkan pin yang dibuat oleh pengguna di Maps untuk mengoordinasikan serangan udara di Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seperti yang dijelaskan BuzzFeed News, ada postingan yang beredar di situs web seperti Twitter dengan tangkapan layar Google Maps yang menunjukkan pin berlabel "“ " atau bahasa Ukraina untuk "pertanian" di Kyiv.
Orang-orang dilaporkan mengklaim bahwa tag buatan pengguna yang mengatakan "pertanian" yang dibuat pada 28 Februari cocok dengan lokasi serangan rudal di kota-kota yang mencakup Kyiv dan Kharkiv.
Google mengatakan kepada situs itu, bagaimanapun, bahwa beberapa suntingan pengguna menandai lokasi di Ukraina sebagai "pertanian" dibuat setahun yang lalu. Meski begitu, aplikasi ini menonaktifkan kontribusi pengguna ke Maps sejak invasi Rusia dimulai.
"Karena sangat berhati-hati, kami menghapus kontribusi pengguna seperti foto, video, ulasan, dan informasi bisnis dan semua tempat yang dikirim pengguna dari Google Maps di Ukraina, Rusia, dan Belarusia sejak invasi dimulai, dan untuk sementara memblokir pengeditan baru agar tidak dibuat," ujar juru bicara Google sebagaimana dikutip Engadget, 2 Maret 2022
Beberapa hari yang lalu, raksasa teknologi itu juga menghapus data lalu lintas secara live pada Maps di Ukraina, kemungkinan besar untuk melindungi lokasi penduduk setempat yang melarikan diri.
Aplikasi itu memblokir saluran YouTube dari outlet media milik negara Rusia RT dan Sputnik di seluruh Eropa, juga, menyusul pengumuman Komisi Eropa bahwa mereka akan melarang apa yang disebutnya "mesin media Kremlin" di UE.
Perusahaan teknologi lain juga telah menanggapi panggilan untuk membatasi layanan mereka di Rusia dan memblokir akses ke outlet media milik negara. Facebook menghapus akun palsu yang menyebarkan disinformasi Rusia dan membatasi akses RT dan Sputnik ke platformnya, misalnya. Baru-baru ini, Apple menghentikan semua penjualan produk di Rusia dan menonaktifkan semua data lalu lintas di Ukraina setelah permintaan dari Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov.
ENGADGET | BUZZFEED NEWS
Baca:
Perang Rusia Ukraina, MIT Putuskan Hubungan dengan Universitas di Rusia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.