Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang menilai minat investor tidak surut di tengah ancaman resesi. Sebelumnya, dunia diperkirakan akan menghadapi resesi pada 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kondisi menjelang resesi ekonomi yang ada di sejumlah negara maju, seperti Amerika, tidak menyurutkan minat investasi masyarakat Indonesia. Justru kondisi ini membuat masyarakat semakin membutuhkan perputaran dananya," kata Paulus saat ditemui di Jakarta Selatan, Jumat, 7 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tingginya minat investor, khususnya di perdagangan berjangka komoditi, tampak dari volume transaksi Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Berjangka Luar Negeri (PLAN). Per 7 Oktober, volume transaksi PLAN menembus 2.007.538. Capain itu terhitung sejak akhir Maret atau sejak pertama kali PLAN diluncurkan.
Transaksi PALN juga melampaui perkiraan Bursa Berjangka Jakarta. Untuk transaksi harian, volumenya bisa menembus 75 ribu.
Paulus memperkirakan sepanjang 2023, volume investasi perdagangan berjangka di PALN semakin meningkat. Bahkan, angkanya bisa mencapai 5 juta lot.
Ia melanjutkan, jumlah investasi retail pada sektor perdagangan berjangka dan komoditas di Indonesia terus berkembang. Ini mendorong lebih banyak skema perdagangan yang dapat menjadi peluang untuk memunculkan alternatif investasi baru.
Seperti melalui PLAN, kata dia, ini adalah alternatif yang memungkinkan investor berinvestasi di bursa luar negeri secara langsung. Adapun transaksi PLAN diawasi secara realtime oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
NABILA NURSHAFIRA
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.