Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Wimboh Santoso mengatakan aset keuangan syariah tumbuh pesat mencapai 21,84 persen pada 2020. Pertumbuhan aset ini dinilai lebih baik dari keuangan konvensional.
“Kami sampaikan ini lebih baik dari konvensional dari berbagai indikator,” ujar Wimboh dalam acara Sharia Economic Outlook bertajuk ‘Ekonomi Syariah Indonesia 2021’ yang digelar secara virtual, Selasa, 19 Januari 2021.
Pertumbuhan aset keuangan syariah pada 2020 lebih tinggi ketimbang tahun sebelumnya yang hanya 13,84 persen. Berdasarkan catatan OJK, hingga November 2020, total aset keuangan syariah tercatat sebesar Rp 1.770,32 triliun atau US$ 125,31 miliar.
Total aset ini termasuk aset perbankan syariah sebesar Rp 593,35 triliun dan aset pasar modal yang di dalamnya terdapat reksa dana sebesar Rp 1.603,81 triliun. Selain itu, terdapat aset industri keuangan non-bank atau IKNB sebesar Rp 113,16 triliun.
Adapun kapitalisasi saham syariah dari tahun ke tahun juga terekam meningkat. Pada 2018, total kapitaliasi saham syariah mencapai Rp 3.666,7 triliun. Kemudian meningkat pada 2019 yang mencapai Rp 3.744,82 triliun. Selanjutnya sampai November 2020, kapitalisasi saham syariah sudah menyentuh Rp 3.362,66 triliun.
Sejalan dengan itu, Wimboh menerangkan per Desember 2020, pembiayaan bank umum syariah tumbuh 9,5 persen. “Ini jauh lebih tinggi dari nasional yang minus 2,41 persen,” ujar Wimboh.
Meski demikian, capaian kinerja profitabilitas, kualitas, dan efisiensi biaya performance keuangan syariah belum sebaik konvensional. Berdasarkan data OJK, rasio kecukupan modal atau CAR bank syariah saat ini sebesar 21,59 persen. Adapun Non Performing Financing Gross (NPF Gross) sebesar 3,13 persen dan rasio pembiayaan (FDR) sebesar 76,36 persen.
Wimboh mengatakan capaian ini diharapkan tetap bisa meningkatkan kinerja keuangan syariah pada 20221. “Kita tahu ini semua membarikan confident dan akan lebih bagus di 2021,” tutur dia.
Tiga bank syariah BUMN yang terdiri atas PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah sebelumnya telah sepakat melakukan konsolidasi atau merger. Merger ketiga bank telah menetapkan nama resmi, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Bank hasil konsolidasi akan beroperasi pada 1 Februari mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Sri Mulyani: Volume Transaksi Saham Syariah Sepanjang 2020 Naik 57 Persen
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini