Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Akses CPNS, lembaga bimbingan belajar yang fokus untuk pembekalan tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) menawarkan 3 jenis program dalam bimbingan belajar CPNS. Pertama, yaitu program e-learning. Dalam program e-learning ini peserta dapat mengakses pelajaran melalui online hanya dengan membayar Rp 980 ribu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dikasih soal nanti dikerjain setelah selesai nanti ada kunci jawaban dan pembahasan juga. Nanti juga ada video diajarin cepet ngerjainnya gimana dan di akhir nanti diuji lagi paham enggak sama yang diajarkan," tutur Chief Marketing Officer Akses CPNS, Yustamar K Hatmanto, saat dihubungi Tempo, Selasa, 11 September 2018.
Program kedua adalah program reguler yang mengharuskan peserta untuk melakukan tatap muka saat belajar. Program reguler ini dikenakan harga Rp 3,28 juta untuk belajar selama 24 kali pertemuan. "Ada 24 kali pertemuan dari tes intelegensi umum, wawasan kebangsaan dan tes kemampuan pribadi," kata Yustamar.
Selain itu, kata Yustamar, dalam program reguler peserta juga akan mendapatkan modul, buku dan simulasi menggunakan Computer Assisted Tes (CAT). "Jadi bisa ada pengalaman CAT itu gimana sih," ujarnya.
Sedangkan program ketiga yaitu program gabungan dari e-learning dan reguler. Program gabungan ini dikenai biaya sebesar Rp 3,68 juta.
Yustamar menjelaskan peserta dapat mengikuti kelas tatap muka di hari Sabtu dan Minggu sebanyak 24 kali pertemuan dan belajar melalui e-learning di hari biasa. "Itu gabungan dari keduanya, jadi kalau mereka merasa kurang pas tatap muka di hari Sabtu dan Minggu mereka bisa pakai e-learning untuk belajar di hari-hari biasa."
Manager Akses CPNS, Arief sebelumnya menceritakan bagaimana ia dan beberapa temannya memutuskan untuk membuka bimbel CPNS pada 2013. "Awalnya takut-takut, tapi kemudian mulai coba, cari informasi sendiri ke kementerian," katanya, awal Januari 2018 lalu.
Saat pertama kali bimbel CPNS dibuka, Arief mengatakan peserta yang mendaftar hanya berjumlah 100 orang. Selain itu, peserta banyak berlatar dari pegawai-pegawai honorer. "Karena pegawai honorer harus ikut tes seleksi kemampuan dasar dulu baru bisa diangkat jadi CPNS saat itu," ucapnya. "Saat itu 80 persen yang lulus."
Pada 2014, jumlah peserta Akses CPNS naik menjadi sekitar 400 orang. Namun, yang lolos seleksi CPNS hanya sekitar 40 persennya. "Yang keterima dikit, cuma 40 persen. Tapi kementerian-kementerian favorit tetap ada yang masuk," tutur Arief.
SYAFIUL HADI