Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ekonomi

Berita Tempo Plus

Efek Domino Kenaikan Harga Pakan

Kelangkaan dan kenaikan harga pakan diikuti pelemahan harga daging dan telur ayam kian menjepit usaha peternak.

24 Januari 2024 | 00.00 WIB

Ternak ayam petelur memakan pakan di perternakan ayam di Parigi, Tangerang Selatan. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Ternak ayam petelur memakan pakan di perternakan ayam di Parigi, Tangerang Selatan. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ringkasan Berita

  • Sudah lebih dari dua pekan peternak ayam dibuat pusing menghadapi persoalan kelangkaan dan kenaikan harga pakan ternak.

  • Menurut data Badan Pusat Statistik, produksi jagung nasional pada Oktober 2023 mencapai 1,29 juta ton. Jumlahnya terus turun menjadi 1,17 juta ton pada November dan 0,89 juta ton pada Desember.

  • Bahkan peternak kecil atau peternak rakyat di sejumlah daerah sebagian sudah mulai menutup usahanya karena tak sanggup menanggung defisit akibat kenaikan harga pakan.

JAKARTA — Sudah lebih dari dua pekan peternak ayam dibuat pusing menghadapi persoalan kelangkaan dan kenaikan harga pakan ternak. Pasokan jagung menipis lantaran banyak petani yang gagal panen akibat El Nino. Di sisi lain, permintaan pasokan jagung impor masih tertahan.

Kini harga pakan ternak sudah mendekati Rp 8.000 per kilogram, dari harga rata-rata normal Rp 6.900 per kilogram. Adapun harga jagung terpantau mencapai Rp 10 ribu per kilogram di sejumlah daerah, dari harga normal Rp 6.000 per kilogram.

Produksi jagung pipil kering berkadar air 14 persen terus turun akibat kekeringan sebagai dampak El Nino sejak pertengahan tahun lalu. Sejumlah petani mengalami gagal panen karena tidak ada hujan. Di daerah Lamongan, Jawa Timur, misalnya, penurunan produksi mencapai 80 persen saat panen pertama. Sedangkan di Bima, Nusa Tenggara Barat, hasil panen anjlok hingga 50 persen.

Menurut data Badan Pusat Statistik, produksi jagung nasional pada Oktober 2023 mencapai 1,29 juta ton. Jumlahnya terus turun menjadi 1,17 juta ton pada November dan 0,89 juta ton pada Desember. Sedangkan kebutuhan jagung nasional per bulan menembus 1,25 juta ton.

Ketua Bidang Telur Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat, Leopold Halim, mengungkapkan peternak saat ini kelimpungan lantaran produsen pakan kian ketat membatasi penjualan akibat stok yang diprediksi tak sampai hingga sebulan ke depan. “Permasalahannya, kita punya uang pun belum tentu mendapat itu barang. Sedangkan kalau menggiling pakan sendiri, bahan baku konsentrat jagung juga susah dicari,” ujarnya kepada Tempo, kemarin.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ghoida Rahmah

Bergabung dengan Tempo sejak Agustus 2015, lulusan Geografi Universitas Indonesia ini merupakan penerima fellowship Banking Journalist Academy batch IV tahun 2016 dan Banking Editor Masterclass batch I tahun 2019. Pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan di 2016 dan juara 1 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Media Cetak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021. Menjadi Staf Redaksi di Koran Tempo sejak 2020.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus