Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Imbas Perang Dagang, PIER Revisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 hanya 4,5-5 Persen

Permata Institute for Economic Research (PIER) merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 menjadi 4,5-5 persen.

14 Mei 2025 | 21.12 WIB

Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Permata Institute for Economic Research (PIER) merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 menjadi 4,5-5 persen. Angka ini melambat dibanding pertumbuhan ekonomi 2024 yang mencapai 5,03 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Sebelumnya lembaga riset Permata Bank itu masih optimistis ekonomi Indonesia 2025 mampu tumbuh hingga 5,11 persen. “Kami pertimbangkan untuk merevisi pertumbuhan ekonomi dari 5,11 menjadi di bawah 5 persen, dalam range 4,5 hingga 5 persen,” ucap Chief Economist Permata Bank Josua Pardede dalam Media Gathering di kantor Permata Bank, Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Josua Pardede mengatakan penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat menyebabkan ketidakpastian dan eskalasi perang dagang. Hal itu mendorong perusahaan menunda investasi dan rencana ekspansi.

Sementara itu, dari sisi domestik Indonesia masih menghadapi permasalahan struktural. “Terkait dengan kelas menengah yang melambat, lalu juga ada dinamika PHK dari beberapa industri manufaktur padat karya,” ujar Josua.

Ia berujar, dinamika perekonomian global masih akan bergerak. Seandainya ada perubahan, ia melihat ada potensi pergerakan pertumbuhan ekonomi, namun pergerakannya masih pada rentang di bawah 5 persen.

Di tengah kondisi perang dagang, menurut Josua, pertumbuhan kredit juga dapat melambat. Ada tendensi bahwa investor cenderung akan menunda melakukan investasi dan juga ekspansi bisnisnya. “Sehingga tentunya juga kami melihat dari sisi ekspansi kredit itu juga akan cenderung mengalami pelambatan, baik modal kerja pun kredit investasi,” ucapnya.

Dua komponen itu akan menjadi penyumbang terbesar dari sisi permintaan kredit, sehingga PIER memprediksi pertumbuhan kredit perbankan tahun ini akan berada di bawah 10 persen. Atau lebih tepatnya di kisaran 8,84 persen tahun ini dan 2026 di kisaran 9,36 persen.

PIER memprediksi pada triwulan II 2025, ekonomi Indonesia juga masih akan tumbuh di bawah 5 persen.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik telah mengumumkan ekonomi Indonesia kuartal I 2025 ini tumbuh melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2024 yang mencapai 5,03 persen atau dibandingkan dengan triwulan I 2024 masih tumbuh 5,11 persen. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus