Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kenapa Indef Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2020 Tak Capai Target?

Peneliti Indef Abdul Manap Pulungan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 tidak mencapai target 5,3 persen. Kenapa?

6 Februari 2020 | 15.26 WIB

Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 14 November 2019. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 mencapai 5,3 persen. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Perbesar
Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 14 November 2019. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 mencapai 5,3 persen. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Abdul Manap Pulungan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 tidak mencapai target 5,3 persen. Hal itu, kata dia, karena adanya virus corona yang menyebar di berbagai negara.

"Pertumbuhan ekonomi 5,3 persen tidak realistis untuk 2020. Kondisi global tertekan karena performa Cina yang turun dan menyebarnya virus corona," kata Abdul Manap di ITS Tower Jakarta, Kamis, 6 Februari 2020.

Dia mengatakan penyebaran virus corona akan berdampak pada sektor perdagangan. Ditambah, kata dia, wisatawan mancanegara dari Cina jumlahnya akan berkurang signifikan.

Menurut dia, Cina merupakan negara berkembang yang masyarakatnya suka pelisiran. Indonesia pun menjadi salah satu negara yang paling banyak dikunjungi warga Cina.

Abdul Manap mengatakan virus corona berpengaruh ke perdagangan internasional, karena Cina jadi pusat produksi dunia. Adapun, wabah virus yang berasal dari Cina itu telah menyebar ke 27 negara di dunia, dan telah menjadi perhatian WHO dan Kementerian Kesehatan seluruh negara. Saat ini telah ada 20.626 orang yang positif terinfeksi dengan korban sebanyak 462 jiwa.

Abdul juga menilai target pertumbuhan ekonomi tahun ini sulit tercapai, karena sebelumnya Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2019 turun 1,74 persen dibandingkan triwulan III 2019. Jika dibandingkan Triwulan IV 2018, terjadi pertumbuhan 4,97 persen (yoy).

Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2019 itu, merupakan terendah sejak triwulan IV 2016. Dia menilai turunnya pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2019 di bawah 5 persen year on year menggambarkan semakin beratnya persoalan ekonomi yang dihadapi Indonesia.

"Hadirnya kabinet baru yang hingga akhir 2019 berarti telah bekerja dua bulan lebih atau 68 hari ternyata belum mampu membuat berbagai gebrakan yang dapat menyulut optimisme perekonomian sehingga realisasi pertumbuhan bisa lebih tinggi," kata Abdul.

HENDARTYO HANGGI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus